CHOI:SOOBIN

192 51 33
                                    

Siapa yang tidak kenal dengan Soobin?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Siapa yang tidak kenal dengan Soobin?

Bagi sebagian besar gadis di SMA Internasional Seoul, seorang Soobin adalah sebuah mahakarya yang tidak boleh disia-siakan. Lelaki 17 tahun itu selalu berpenampilan modis dengan seragam sekolah dengan jaket mahal yang selalu melekat pada tubuh tegapnya. Dan siapa yang tidak jatuh cinta dengan wajah sempurna yang nyaris tidak bercelah itu?

Akan sangat mustahil apabila Soobin tidak menarik perhatian.

Seperti saat ini. Didepan kelas XII Kimia 3. Ruang kelasnya. Seorang gadis tengah berlutut memeluk kaki panjang Soobin sambil menangis.

"Aku mohon, beri aku kesempatan lagi Soobin Oppa." Ucap gadis itu tanpa memperdulikan sekelilingnya yang sudah dikelilingi banyak siswa dari berbagai jurusan.

"Dengar ya Minji-Ssi, aku sudah cukup jengah dengan ulahmu. Sekarang, menyingkir aku ingin masuk ke kelas". Ucap Soobin sambil mengibaskan kakinya. Namun, bukannya menyerah gadis itu malah semakin memeluk dengan erat kaki Soobin, membuat lelaki itu memutar bola matanya. Malas.

"Soobin Oppa, Oppa tidak bisa memutuskanku secara sepihak begini."

Soobin melipat kedua tangannya di bawah dadanya. Dua orang lelaki yang berdiri di belakang Soobin hanya tersenyum jahat melihat Soobin akan mematahkan hati seorang gadis dan mempermalukannya di depan banyak pasang mata untuk yang kesekian kalinya.

"Harusnya kau sudah tahu, bagaimana caraku bermain." Soobin berusaha melepaskan tangan Minji dan menjauhkan kakinya dari gadis itu. "Dan kalau aku katakan putus, ya harusnya kau pintar untuk paham apa artinya. Aku tidak membutuhkanmu lagi."

"Soobin Oppa, aku sangat menyayangimu. Kumohoh..."

"Minji-Ssi, aku hanya akan mengulang hal ini sekali lagi.  Dan pastikan ucapanku kali ini masuk ke pikiranmu yang isinya hanya ada uang dan lelaki tampan saja." Soobin menyibakkan rambut hitamnya kebelakang dan menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan wajah Minji hingga beberapa senti saja. Gadis yang awalnya merengek itu segera menegakkan posisi duduknya, memejamkan kedua matanya dan mendekatkan wajahnya pada wajah Soobin. Namun, Soobin segera menjauhkan wajahnya dan berdiri tegak kembali.

Lihat? Semua orang  itu bodoh hanya karena obsesi. Tidak ada yang bisa membantahnya.

"Jangan berbicara denganku lagi. Mulai saat ini, aku dan kau ---- berakhir."  Soobin masih pada posisinya. Sementara di koridor itu terdengar sorakan dan juga tertawaan dari para siswa. 

"Tunggu, tunggu Oppa. Kita masih bisa berkencan. Aku akan melakukan apa saja yang Oppa inginkan. Aku akan berikan apa saja yang Oppa inginkan. Apapun itu."

Mungkin tawaran yang dilontarkan gadis itu adalah tawaran yang sangat menarik bagi beberapa orang lelaki. Namun, tidak untuk Soobin. Lelaki itu sudah memiliki semuanya. Soobin semakin jengah dengan kelakuan gadis yang menjadi pacarnya empat hari yang lalu itu hingga lelaki itu memutuskan untuk berjalan dengan tenang menuju kelasnya seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Kerumunan siswa di sepanjang koridor tertawa bahkan ada yang bertepuk tangan atas penderitaan gadis itu, juga tindakan seorang Soobin. Terutama para siswa perempuan yang menjadi penggemar Soobin, merasa memiliki kesempatan untuk berdekatan dengan lelaki tampan itu.

 Terutama para siswa perempuan yang menjadi penggemar Soobin, merasa memiliki kesempatan untuk berdekatan dengan lelaki tampan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dia, Choi Soobin

Lelaki tampan dengan berbagai masalah. Juga dengan aksinya mematahkan hati siapapun yang dia mau. Tidak ada yang dapat menyangkalnya. Katakan dia tidak memiliki hati, maka dengan senang hati Soobin akan bertepuk tangan tinggi-tinggi.

Memangnya, masih ada yang punya hati di dunia ini?

Memangnya, masih ada yang punya hati di dunia ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
COSINUS Where stories live. Discover now