KIM:NAHEE

108 47 15
                                    

Suasana kelas yang gaduh membuat gadis mungil bersurai legam itu memilih untuk keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kelas yang gaduh membuat gadis mungil bersurai legam itu memilih untuk keluar. Mengganggu. Gadis itu membalas beberapa sapaan dari orang-orang yang berpapasan dengannya dengan membungkuk ringan, dan mengambil jalan lurus menuju tangga di ujung koridor di depan pintu kelasnya dengan satu tangan menggenggam novel tebalnya dan tangan lainnya sibuk menggeser layar ponsel memilih lagu yang akan diputar selanjutnya.

"Halo". Ucapnya begitu gadis itu mendekatkan ponsel itu ke daun telinganya. Benar saja, niat gadis itu untuk menscroll layar ponselnya terhentikan dengan panggilan masuk dari salah satu temannya. 

"Nahee-ya, kesinilah, ada pertunjukan seru!" ucap seseorang di seberang sana.

"Dimana?"

"Koridor lantai satu. Demi apapun, cepatlah! ada pertunjukan sangat seru. Kau harus melihatnya." Hanya itu yang keluar dari ponsel canggih Nahee setelah seseorang disana memutuskan secara sepihak panggilan itu. Berbeda dengan siswa lain yang sibuk berlarian, Nahee lebih memilih berjalan dengan santai. Tidak peduli. Dengan santai gadis itu minggir dan memberikan jalan pada siswa lain yang sedang tergesah-gesah. Sepertinya dengan tujuan yang sama.

Saat sampai di pertengahan tangga turun, di koridor utama sekolah sudah dipenuhi oleh kumpulan remaja berseragam sama sepertinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sampai di pertengahan tangga turun, di koridor utama sekolah sudah dipenuhi oleh kumpulan remaja berseragam sama sepertinya. Nahee menghentikan langkahnya, bukan karena anak tangga terbawah masih di penuhi siswa lain yang sibuk mengangkat tinggi-tinggi ponsel canggih mereka untuk mengambi video atau gambar, tetapi gadis bermata biru itu sadar siapa yang menjadi pusat dari keramaian koridor lantai satu itu.

Satu helaan nafas keluar dari bibir cherry gadis itu. Dia bosan dan memilih membalikkan badannya dan menaiki anak tangga untuk mencari kedamaian di tempat yang lebih tenang. Di tengah kebisingan yang terdengar di telinganya, seseorang memanggilnya.

"Nahee-ya, mau kemana? Park Minji akan diputuskan dengan mengenaskan seperti Choi Arin kemarin. Mari melihat bersama. Akan sangat seru."

"Aku tidak tertarik." Sahutnya. "Kau, bukankah kau teman Minji juga? Kenapa kau melihatnya juga? Bukannya membantunya."

"Aish, mana sudi aku melihat Minji. Aku ada disana hanya untuk melihat Soobin Oppa." Yuni yang sedari tadi memaksa untuk melihat Minji secara tidak sadar mengikuti langkah tenang Nahee menaiki anak tangga ke lantai 2, tempat kelas mereka berada. "Lumayan kan, melihat yang indah dulu sebelum melihat Pak Yoongi yang sudah hampir kepala tiga."

Yuni menyodorkan ponselnya ke arah Nahee. Memperlihatkan gambar seorang laki-laki bertubuh tinggi sedang melipat tangannya di atas diafragma dan menunduk. "Coba perhatikan dengan baik, bukannya dia sangat tampan dan keren? Rasanya aku ingin mati saja."

Nahee menepis tangan Yuni yang dia gunakan untuk menggenggam ponselnya hingga ponsel itu nyaris terjatuh. "Aku heran, sebenarnya apa yang menarik dari lelaki itu di mata kalian? Hingga kalian sangat fanatik terhadap sunbaenim itu? Pintar juga tidak. Hanya modal tampang dan uang."

Yuni melebarkan matanya tidak setuju dengan pendapat Nahee. Gadis cantik ini memang sangat anti dengan apapun yang berhubungan dengan Choi Soobin dan apapun sensasi yang lelaki pemilik senyum  indah itu buat. 

"Ini itu ibarat makanan yang tebungkus dengan kertas makanan atau yang terbungkus dengan kotak makanan. Memangnya kau mau memilih memakan makanan yang dibungkus dengan kertas makanan? Tidak akan kau makan juga bukan walaupun isisnya daging sapi panggang? Sama halnya dengan Soobin Sunbaenim. Biarpun kau berkata Soobin Sunbaenim tidak pintar, dilihat dari wajah dan dompetnya saja membuat semua wanita bertekuk-lutut dihadapannya."

Nahee menggeleng mantap. Gadis itu semakin tidak mengerti. Bukankah seharusnya seorang pria dikatakan tampan dan pantas dimiliki jika mereka setidaknya memiliki ilmu didalam kepalanya? Baiklah, Nahee sangat tahu jika Soobin, sunbaenimnya ini hanya sosok yang malas bukan bodoh. Tapi, bukankah lelaki akan lebih diperhitungkan jika dia adalah seorang yang rajin dan berwibawa. Dan jangan lupakan, Choi Soobin yang sering  berbuat onar dan langganan keluar masuk ruang dewan kesiswaan sekolah.

"Lelaki yang tidak bisa menghargai seorang perempuan itu sampah, biarpun wajahnya bertahtakan berlian dengan kualitas paripurna." Sahut Nahee sambil membalas pesan adiknya, Hueningkai yang menginginkan sebuah boneka baru.

"Benarkah? berhati-hatilah, jika suatu saat nanti kau menyukainya".

Gadis berponi yang nyaris menyentuh kelopak matanya itu mendengus dan memilih memasang headphone dan memutar musik di layar ponselnya.

Gadis berponi yang nyaris menyentuh kelopak matanya itu mendengus dan memilih memasang headphone dan memutar musik di layar ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Nahee.

Gadis pendiam, yang sangat mencintai ketenangan. Satu-satunya keramaian yang dia maklumi hanyalah sebuah sorakan dari penggemarnya ketika gadis itu memainkan piano dengan tangan kecilnya. Selebihnya, gadis itu lebih memilih menjauh dan tidak terlihat juga menjauhi segala macam masalah hingga lulus sekolah. Gadis itu sudah merencanakan semuanya hingga beberapa tahun kedepan. Tertata rapi dan tepat sasaran. Seperti yang diidamkan orangtuanya.

Dan lelaki bermasalah, bukan salah satu diantara semua rencana gadis itu. Nahee tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus hal seperti itu.

 Nahee tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus hal seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


COSINUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang