17. Rumah sakit

157 15 3
                                    

Hi guys. Jangan lupa vote, komen dan share ya. Buat yg belum follow boleh kali ya follow dulu biar makin maju nih cerita.
Happy reading♥️


"Emang nya kenapa? Raka? Gabakal bisa nemuin Lo" ujar chika dengan nada sombong.

"Gw mau Lo mati dan Raka akan jadi milik gw"
"Gimana reaksi raka kalau dia tau pacarnya pulang dengan keadaan wajah yg penuh luka dan jelek? Atau bahkan dengan keadaan tak bernyawa. Pasti Raka akan berpaling ke gw" ujar Chika memainkan pisau itu di depan pipi Aini.

"Jauhin pisau Lo chik. Bahaya!" Bentak Aini.

"Diem Lo. Mana Aini yg kemaren songong di depan gw? HAH!" bentak Chika di depan wajah aini.

"Malem ini gw akan habisin Lo" ujar Chika dengan tawa sumbang nya.

Sedangkan pipi Aini sudah basah karna derasnya air mata dari Aini. "Raka plis tolong aku. Aku takut raka'" batin Aini.

"Uchh jangan nangis dong" ujar Chika mengusap pipi mulus Aini.

"Mulus banget nih pipi.. kalau gw gesek dikit pasti Lo makin cantik kan.." ujar Chika

'sreet'

"Aaahhhh" teriak Aini saat pipi kanannya benar-benar di sayat oleh Chika.

"Sakit? Ehm? Kasian" ujar Chika meremehkan.

"LO ITU GA PANTES BUAT RAKA!" teriak chika kembali menyayat pipi Aini sebelah kiri.

"Ssssstt ahh" ujar Aini menahan rasa sakitnya dengan terus menangis.

Chika mensayat kedua pipi Aini dengan 2 sayatan di sebelah kanan dan 1 sayatan di sebelah kiri. Setelah Chika menyayat pipi Aini ia juga menampar kedua pipi Aini.

"Stoppp,, hiks, hiks sakit chik.." ujar Aini menangis.

"Sakit? rasain!" Bentak Chika dan menyiram Aini dengan air putih yang tadi ia bawa.

"Hiks, hiks, hiks, hiks" Aini menangis.

"Nangis aja Sampek pagi" ujar Chika dan meninggalkan aini di ruangan itu dan mengunci pintunya dari luar.

Semalaman Aini menahan rasa sakit dari kedua pipinya. Dan juga kakinya yg sakit terlalu rapat kena tali. Chika kemaren juga menyiram kepala Aini dengan air, tetesan air itu menetes ke pipi Aini dan menimbulkan rasa yg jadi semakin perih.

***

Pagi-pagi sekali Dhita dan Moria ke apartemen Raka dan memberi tahu pada mereka semua untuk melacak keberadaan Aini lewat hp nya.

"Kenapa ga kepikiran dari kemaren" ujar Fahri.

Lalu Raka langsung melacak keberadaan Aini dengan nomor ponsel aini di laptop raka. Semua yg di sana juga melihat yg Raka lakukan.

"Ini nih.. itu kan bangunan kosong yg ada di belakang sekolah" ujar Aldi.

"Bener.. dhit mor kalian berdua hubungi polisi buat menuju ke bangunan kosong itu" ujar Raka sigap dan langsung pergi ke bangunan kosong itu.

"Mana nih?" Tanya Aldi saat melihat maps pelacak nya.

"Kesana" tunjuk Fahri dan Raka langsung ke masuk ke bangunan itu.

"Semuanya berpencar" ujar Raka dan mencari Aini di setiap sudut bangunan itu.

Saat ada 1 ruangan yg kekunci Raka langsung mendobraknya dan benar saja Raka mendapatkan Aini dengan keadaan yg sangat kacau.

Gagal Move on (END | Segera Diterbitkan)Where stories live. Discover now