tigapuluh tujuh (Kal's)

2.2K 218 17
                                    

(Kalandra bercerita)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Kalandra bercerita)

"A thousand years - Chrstina Perry"

Keira Andini. Masih teringat dengan jelas di kepalaku ketika hari pertama menjadi siswa SMA, dia adalah gadis yang tiba-tiba saja menawarkan duduk di sebelahku dan mengajakku berkenalan.

"Gue Keira," Tangannya terulur, sementara aku menatapnya datar belum berniat membalas uluran tangannya. "Kita sama-sama siswa baru, kenapa lo nggak mau kenalan kayak yang lain?" Kali ini pertanyaannya berhasil membuatku termangu. Ku lihat seisi ruang kelas tengah riuh dan saling berkenalan.

Tangannya digerakkan. "Manusia itu makhluk sosial, butuh yang namanya manusia lain untuk bersosialisasi. Lo...masih manusia kan?"

Aku mendecak, tanganku menyapa tangannya, ku ulurkan cepat-cepat. "Davindra."

Kebanyakan dari teman-temanku lebih akrab memanggilku sebagai Davindra. Sementara keluarga dekat serta sahabat lebih sering memanggilku Kalandra atau Andra. Panggilan apa saja tidak menjadi masalah untukku. Tapi aku lebih suka dipanggil Kalandra.

Dia tersenyum dan tiba-tiba saja tanpa permisi dia mengambil posisi duduk tepat di bangku sebelahku. "Gue duduk di sini." Ucapnya.

Aku memang berada di kelas yang berbeda dengan Jo, Jeff dan Thala. Tapi bukan berarti aku mengizinkan gadis ini untuk duduk berbagi meja denganku. "Nggak ada bangku lain?" Tanyaku.

Dia mengeluarkan buku semacam buku diary berwarna merah muda, kemudian diletakkan di meja. "Lo lihat sendiri. Semuanya udah duduk berpasang-pasangan. Tinggal meja lo doang yang kosong," jawabnya seraya menyisir ruang kelas dengan pensil di genggamannya.

Sejak saat itu, aku dan Keira menjadi lebih dekat. Bahkan aku lebih sering menghabiskan waktu dengannya. Dari mencari tempat tambahan bimbingan belajar hingga ekskul, kami selalu bersama-sama. Entah kenapa Keira satu-satunya gadis yang mampu membuatku lebih mau mengenal lingkungan sekitar. Bahkan aku bersedia menjabat sebagai ketua OSIS saat kami menginjak kelas 11. Melihat dia aktif di beberapa kepengurusan organisasi seperti PMR, membuat semangatku terpacu. Dan mulai dari situlah aku memiliki minat di dunia organisasi.

Keira bukan gadis yang cerewet atau periang. Dia sebetulnya hampir sama denganku. Sama-sama dingin. Dia begitu pendiam, tertutup, polos dan lebih suka menghabiskan waktunya untuk belajar. Dia lebih menyukai hal-hal berbau scientist.

Ketika gadis-gadis lain berlomba-lomba ingin masuk tim cheerleaders, Keira malah enggan dan tidak tertarik sama sekali. Dia lebih memilih untuk berdiam diri di perpustakaan. Meski begitu, dia masih memiliki banyak teman perempuan, tentu saja teman satu organisasi di PMR dan teman sekelasnya.

Dengan kedekatan kami, bukan berarti aku melupakan sahabat-sahabatku yang lain. Aku juga masih sering bertemu dan menghabiskan waktu dengan mereka.

Seiring berjalannya waktu, persahabatan kami terjalin semakin erat. Bahkan banyak yang mengira kami sepasang kekasih akibat seringnya kami menghabiskan waktu berdua. Realitanya kami benar-benar bersahabat.

My Perfect Doctor [Kim Doyoung] [END] [TAHAP REVISI]Where stories live. Discover now