XLII.

3.8K 829 470
                                    


Rumah itu kembali kacau untuk kali kedua. Dengan tangis Im Nana yang semakin pecah, perlahan Lee Haera menyadari bahwa rumah ini akan kembali menjadi saksi bisu kejadian menyakitkan dalam hidupnya. Kedua netranya masih bekerja dengan baik sehingga ia bisa melihat wajah penuh sesal dari Min Yoongi yang tak berani menatapnya. Melepas cengkeraman Jungkook di tubuhnya, Haera kemudian mulai melangkahkan kakinya menuruni setiap anak tangga yang akan membawanya pada tempat di mana sang kakak berada.

Kakaknya adalah pria terbaik di dunia ini. Min Yoongi adalah ibu sekaligus ayah untuknya yang tak memiliki keduanya. Min Yoongi adalah satu yang memberinya kaki saat dunia sibuk merenggut kewarasannya pada usia muda. Min Yoongi pula yang menyuapinya cinta saat jiwanya hanya kenal kecewa dan kebengisan dunia. Lalu, pada hari di mana seharusnya mereka berbahagia bersama berkat adanya calon manusia sebagai keponakan pria itu, kebenaran sialan justru datang dan meluluh-lantakan semuanya. Semuanya kacau dan Haera tak tahu pada kaki mana lagi ia harus berdiri.

"Yoongi," panggil Haera dengan air mata yang terus berjatuhan.

Sementara itu, dengan kepala yang masih menunduk, Min Yoongi hanya bisa memberi bungkam pada gadis kecilnya yang sudah tumbuh menjadi wanita dewasa seperti sekarang. Pria itu membiarkan Haera mengusap pundaknya dengan kalimat tanya yang perlahan terdengar. "Kau Yoongi bukan? Kau benar Min Yoongi kakakku?"

"Haera," panggil Yoongi sembari hendak meraih Haera ke dalam dekapannya, tetapi dicegah oleh wanita itu sendiri.

"Kenapa kau melakukannya?" tanya Haera yang sudah turut bersimpuh di lantai dingin ini.

Dengan jemari yang dipenuhi darah yang sudah mengering, perlahan Yoongi meraih jemari Haera sembari berujar, "Karena aku menyayangimu. Rumah itu membuatmu sekarat dan aku ingin membebaskanmu dari sana. Satu-satunya cara hanya itu, Haera."

"Kau menjual adik tirimu sendiri untuk mencarikan kita tempat tinggal sementara?" tanya Haera yang ia tahu berhasil menggores hatinya sendiri.

"Aku tidak bisa melihatmu terus tersakiti di sana. Ayah, Ibu Tiri Sialan, bahkan wanita berengsek itu, aku harus membalas mereka untuk satu-satunya perempuan yang masih tersisa dalam hidupku. Aku akan melakukan semuanya untukmu karena aku tidak akan bisa hidup tanpamu," ungkap Yoongi yang berbuah balasan dari Haera. "Katakan 'ya' atau'tidak' untuk pertanyaanku, Yoongi."

Tanpa ragu, Min Yoongi segera mengangguk sebelum menjawab, "Ya. Aku menjualnya dan..,"

Kalimat itu tak terselesaikan berkat satu tamparan yang mendarat di wajahnya dengan begitu keras. Mungkin tamparan itu akan menjadi dua atau tiga tamparan jika saja Jungkook tak segera meraih tubuh Haera untuk menjauh. Dengan Jungkook yang mendekap tubuhnya dari belakang, Haera kemudian berteriak, "Kau iblis, Bajingan! Kau bukan Kakakku!"

"Kau menghancurkan hidupnya! Kau menghancurkan perempuan tak bersalah itu, Yoongi, dan kau tidak merasa bersalah sama sekali?" tanya Haera yang berbuah bisikan dari Jungkook, "Tenangkan dirimu, Haera."

Tangis itu semakin menjadi dan Jeon Jungkook tak tahu apa yang bisa ia lakukan di sini. Mungkin hanya sebuah dekapan karena bagaimana pun ia juga terkejut dengan fakta ini. Dengan lengan yang melingkar di perut wanitanya, perlahan Jungkook kembali mendengar teriakan Haera yang ia tahu turut mengiris hatinya sendiri. "Kau memberiku kaki dengan tali yang mengikat lehernya. Aku berjalan dengan menyeretnya, Bodoh! Aku.., aku bahkan terus bersikap kejam pada seseorang yang memberiku kehidupan bahkan ketika ia sudah tak memilikinya lagi. Hidupnya hancur karenamu dan kau tidak merasa bersalah sama sekali?"

"Apakah merasa bersalah akan membuatmu memaafkanku? Jika ya, aku akan merasa bersalah kepadanya," ujar Yoongi tepat sebelum tamparan Haera kembali mendarat di wajahnya.

BEDROOM [✓]Where stories live. Discover now