2

101 14 4
                                    

Lantai 21, Menara.

"Bam, makanmu sangat sedikit."

Anju mengerut tidak suka saat Bam hanya mengambil nasi dan beberapa lauk saja dari meja restoran. Padahal dia sudah berniat mentraktir kelompok yang sudah dia bentuk ini demi Bam. Ayolah, dia tahu Bam sudah bertubuh besar dan sudah masuk standar untuk menjadi seme Khun *uhuk* tetap saja dia tidak suka pola makan sahabat polos nya ini. Eh, mungkin sudah tidak polos lagi sejak bergabung dengan FUG. 

"A-anu, apa kami sungguh boleh memakan semua ini?" Goseng bertanya ragu saat melihat setumpuk makanan di atas meja. Bahkan Daging Asam Manis yang berbau amat sangat lezat itu terletak di atas 5 piring sekaligus.

Anju tertawa kecil, "Makan saja. Sudah aku belikan khusus untuk tim ini. Selamat menjadi teman baru Bam." ujar Anju sambil tersenyum ramah.

"Terima kasih sudah memilihku, nona." Ujar Horyang dengan sangat sopan.

Anju yang tidak terbiasa di sopan in hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Santai saja, jangan terlalu kaku dengan ku."

Wangnan dan Miseng sendiri sudah melupakan segala macam hal tentang kesopanan dan sibuk berebutan daging di atas meja. Akraptor dan Goseng akhirnya makan dengan sedikit malu malu. Nona Yeon Yihwa sendiri makan ala ala putri kerajaan. Sikapnya memang mencerminkan seorang putri dari keluarga besar, sangat berkebalikan dengan sifat seorang Anju. Prince yang terpilih sebagai salah satu rekan Viole harus bersungut sungut karena diharuskan meninggalkan bodyguard nya. Haruko memakan dengan kalem, Bam yang sibuk menolak setiap kali Anju menawarkan dagingnya, dan Rulle yang merasa kesal karena dicueki oleh Anju.

"Yak, Aphro! Apa kau tidak ingin menjelaskan padaku siapa 2 orang ini? Mereka itu FUG, astaga. Mereka musuh kita! Ayah akan marah kalau tahu kau berhubungan dengan anggota FUG. Dengan slayer pula." ujar Rulle sambil menjambak rambut Anju.

"Anjir, gila ya lu?! Gw lagi makan, asu!" bentak Anju sambil menampar kakaknya. Melupakan orang orang yang menatap mereka dengan intens.

"Sialan! Dasar anak pungut!" 

"Aku emang anak pungut! Baru tau?!'

"Jelaskan dulu siapa mereka."

"Kau tuli, ya? Sejak tadi aku memanggil nama mereka."

Rulle mengacak rambutnya dengan frustasi. Sudahlah, dia lelah dengan sikap adik pungutnya itu.

"Hah...aku masuk duluan. Selamat sudah menjadi reguler kelas E. Sampai jumpa." Rulle berdiri dari duduknya, "Dan Aphro, jangan lupa ayah ingin bertemu dengan mu besok. Aku akan membunuhmu kalau kau kabur lagi."

Rulle menghilang dari balik pintu restoran. Meninggalkan kecanggungan akibat pertengkarannya dengan Anju.

"Menyebalkan. Dia pikir aku suka? Siapa juga yang mau menganggap pria  itu sebagai ayah? Hih." Anju bersungut sungut kesal. Tangannya mencomot daging dengan kasar dan mengunyahnya dengan cepat.

"Jadi sekarang kau sudah menjadi bagian dari Keluarga Agung, Anju?" Tanya Haruko.

Anju mengangguk pelan, "Ya...aku dipaksa. Mungkin, lebih tepatnya diancam. Bagaimana pun anggota Keluarga Agung ini menyebalkan semuanya. Lebih menyebalkan daripada Hatz." jawab Anju.

"Lantas, kenapa anda bersama kami?"

Anju dan Haruko mefokuskan pandangan ke arah Bam saat mendengar lelaki bermata emas itu membuka suara.

"Kami adalah FUG. Anda akan dalam masalah karena sudah membantu kami."

Suasana di meja itu seketika tegang. Karena terlalu senang mendapat makanan gratis, mereka melupakan fakta bahwa ada 2 anggota FUG dan seorang anggota keluarga agung inti bersama mereka.

MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang