Chapter 1 : The Beginning

1.5K 175 39
                                    

Yo i'm back, before reading, please click ☆ button to support me and appreciate my story

Thank u ♡
.
.
.
Breaking News!

Penemuan seorang jasad lelaki di sebuah gang kecil area tong sampah di Seoul Street membuat geger warga. Polisi setempat mengaku mendapat panggilan dari seorang nenek tua di pagi hari tepatnya tanggal 18 Maret 2018.

"Tim forensik kami masih memeriksanya, sementara ini korban diperkirakan tewas dini hari," kata salah seorang kepolisian

Sampai saat ini belum ada kabar terbaru mengenai perkembangan hasil autopsi jenazah. 

"Kami akan melakukan usaha terbaik dalam menanganinya, untuk saat ini belum ada tersangka yang ditetapkan," lanjut kepala kepolisian setempat

Mayat ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di sebuah gang kecil dengan keadaan tangan terpotong dan mata yang hilang.

Pelapor mengatakan dirinya baru saja buka toko dan akan membuang sampah, dan saat melihat seorang mayat, ia menghubungi pihak kepolisian.

"Baik, kami akan kembali setelah jeda berikut ini,"

Pip!

Wendy mematikan televisi dengan remote di genggamannya. Ia menghela napas dan kembali menyeruput kopinya.

"Apa kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Wendy kepada Jisoo yang sedang melihat kumpulan dokumen.

"Mata korban hilang dan aku mencoba mencari kemungkinan DNA yang tertempel di tubuhnya," Jisoo meletakkan dokumennya dan menatap Wendy

"Dan Wen… apa kau tau? Aku sama sekali tidak menemukan DNA yang tertinggal disana," lanjutnya

"Eopseo?"

"Hm, eopseo,"

"Aneh, aku tak pernah mendengarnya, ralat… aku pernah, tapi itu sekitar 6 sampai 7 tahun yang lalu, mungkin?" Ucap Wendy

"Pembunuhnya tidak kidal, dari tangan dan sayatannya, ia bukan kidal," 

"Aku tidak menemukan alat pembunuh disana, hanya ada sebuah kayu yang bisa menjadi salah satu alat pembunuh, aneh bukan? Sepertinya ia pembunuh yang handal, bermain dengan sangat bersih," ujar Wendy. Mereka kembali sibuk dengan pekerjaan mereka.

"Kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Namjoon yang seorang kepala kepolisian. Ia datang dengan secangkir kopi dan lengan kemeja yang digulung. Asap kopi mengepul mengenai wajahnya yang karismatik.

"Belum banyak, hanya saja luka sayat di lehernya yang berada di kiri korban membuktikan pembunuh bukan seorang kidal, juga korban mendapat luka lebam di pipi kanannya, perut dan dadanya, aku menemukan serbuk kayu di kuku korban, sepertinya ia sempat menggenggam kayu untuk memukul dan membuat pertahanan,"

"Ada luka lecet di tangannya, kupikir dia juga berusaha memukul, luka tusuk di perutnya cukup dalam, sayatan di lehernya berhasil merobek saluran pernapasan," jelas Jisoo. Namjoon mengangguk dan menyeruput kopinya.

"Kalian sudah sarapan?" Tanya Namjoon

"Aku sudah, kupikir Jisoo belum," jawab Wendy

"Ah… iya, kau sibuk mengotopsi mayat semalam, beristirahatlah dulu, kebetulan aku juga belum sarapan," ucap Namjoon. Jisoo mengangguk dan menutup dokumennya.

"Mau sarapan bersama?" Tawar Namjoon

"Eumm boleh,"

"Ayo," Namjoon berlalu diikuti oleh Jisoo

RAINDROPS ||JINSOO||✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora