Chapter 4 : The Past

1K 140 33
                                    

Yok bisa yok klik ☆ dulu sebelum baca :)
Biar thor makin semangat nulisnya hehe

Happy reading :D
.
.
.
Pagi pagi sekali Seokjin sudah bangun dan membuat masakan. Sekadar informasi, Seokjin ini tinggal terpisah sama orang tuanya, 'lebih nyaman' katanya.

Awalnya bibi Dan mau membuatkan sarapan untuk Seokjin dan Jisoo, tapi karena Seokjin mau masak, Bibi Dan mengalah.

Duk

Seokjin menoleh ketika mendengar ada suara benturan tulang ke atas meja makan.

"Kau bangun?" Tanya Seokjin saat melihat sosok Jisoo yang tengah menelungkupkan kepala di antara lipatan tangannya.

Yang ditanya hanya mengangguk. Selesai Seokjin masak, ia langsung menghidangkan masakannya yang menggugah itu.

"Makanlah," ucap Seokjin. Jisoo menegapkan badannya dan mengambil sendok.

Seokjin melahap sambil sesekali melihat wajah murung Jisoo. Ah… hatinya sedih melihat Jisoo seperti ini. Jisoo memakan sarapannya dengan tidak bersemangat. Wajahnya pucat dan lesu.

"Kau sakit? Apa kau mau libur?" Tanya Seokjin. Jisoo menggeleng.

"Tapi kau pucat Soo,"

"Gwaenchana,"

"Oke oke, tapi makan yang banyak ya?"

Jisoo mengangguk. Seokjin tersenyum dan mengelus kepala Jisoo pelan. Seokjin kembali melahap makanannya, ia terlihat begitu lapar. Sesekali Jisoo melirik Seokjin dengan perasaan gundah. 

Pesan dari orang asing semalam membuatnya susah tidur terlebih dengan fakta yang diucapkannya, that he was her father's killer.

"Ada apa kau menatapku begitu?" Tegur Seokjin

"Eung.. bukan.. bukan apa apa," jawab Jisoo gugup. Ia kembali melahap makanannya.

"Soo…"

Jisoo sedikit tersentak saat tiba tiba Seokjin menggenggam tangannya. 

"Jangan pikirkan hal semalam, if you feel you are in danger, remember that you have me, i'll protect you, and if he puts you in danger, i swear that i'll find him and kill him, so please… don't be sad" 

Jisoo terdiam mendengar ucapan Seokjin. Ia mengangguk dan berhenti menatap kedua mata Seokjin. Ia merasa bersalah menyembunyikan pesan semalam dari Seokjin yang mempercayainya.

"Habiskan makananmu, setelah ini kita ke kantor,"

. . .

"Hai Soo," sapa Irene yang sedang duduk di kursi lab

"Hai…" balas Jisoo lesu

"Waeyo? Kau sakit?" Tanya Irene

"Ah.. tidak, kurang tidur saja hehe," jawab Jisoo. Irene mengangguk. 

"Soo, kau pernah mendengar cerita pembunuh tampan dari barat tidak?" Tanya Irene. Ia menumpu wajahnya dengan tangan diatas meja. Mengikuti gerak gerik Jisoo yang berjalan kesana kemari menaruh barang barangnya

"Siapa? Bukannya banyak?" Tanya Jisoo balik sembari menggantung jasnya

"Ted bundy,"

"Ah~ dia, iya aku tau, kenapa?"

"Bagaimana bisa orang tampan sepertinya menjadi seorang psikopat?" 

Jisoo mendudukkan dirinya di kursi, "sifat tak kenal wajah Rene, bisa saja aku yang cantik ini seorang psikopat,"

"Aigoo… dasar,"

Jisoo terkekeh dan membuka dokumen dokumen.

"Kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu?" Tanya Jisoo. Irene menenggak minumannya.

RAINDROPS ||JINSOO||✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang