𝐝 | 𝐂𝐮𝐩𝐜𝐚𝐤𝐞

1.9K 188 40
                                    

Kembali ke hari pertama diawal minggu, Sohyun tentu akan kembali sibuk dengan aktivitas sekolah dan belajarnya. Tidak ada bertemu Taehyung, pacaran bahkan melakukan hal seperti kemarin.

Kepala Sohyun menggeleng keras, duduk dibangkunya yang agak dekat dengan jendela kelas. Sejak kejadian kemarin, jika Sohyun ada kesempatan melamun pasti saja kegiatan nakalnya kemarin dengan Taehyung kembali terngiang-ngiang.

Tidak sekali, ini bahkan hampir ke lima kalinya kegiatan itu terulang dengan kurang ajarnya diingatan.

Mendesah pelan kemudian menutup mata. Entah ini sebuah rasa penyesalan atau apa, yang pasti Sohyun sudah mengecap dirinya sendiri nakal sejak itu terjadi.

"Kau baik-baik saja?"

Sohyun membuka perlahan kelopak matanya yang sempat terpejam. Lalu menengok perlahan kala rungunya menerima suara halus menyapa indra pendengarannya.

Ah, itu Jaera. Teman sekelasnya, plus teman sebangkunya. Bisa dibilang Jaera adalah teman seperjuangannya di sini. Dia cantik, bahkan sekarang dia idola bagi para kaum adam. Beda dengan dulu, inilah mengapa Sohyun menyebut Jaera sebagai teman seperjuangan. Dulu mereka bahkan sangatlah culun, tidak ada menarik-meanriknya bahkan untuk hanya sekedar dipandang. Jaera bahkan pernah dirundung kala itu sebab ketahuan menyimpan perasaan pada kakak kelas pria yang populer waktu itu. Dan dengan tidak manusiawinya para siswa mengatakan Jaera adalah gadis yang tidak tahu diri, tidak cantik tapi berharap memiliki yang sempurna. Yang benar saja.

Cinta sepihak bukanlah masalah yang besar, tapi jika dihadapkan pada remaja rapuh yang bahkan baru mengenal cinta? Itu pasti sangat melukainya. Apalagi dia juga dianggap rendah olah teman-teman sebayanya.

Tepat dihari Jaera dirundung habis-habisan, Sohyun memergoki aksi anak-anak berandal itu. Ya, cantik tapi tidak punya hati nurani, Sohyun fikir apa bedanya mereka dengan anak-anak yang luntang-lantung dijalanan yang jelas tidak punya dasar pendidikan.

Saat itu Sohyun yang juga hanya butiran debu ingin melawan bongkahan berlian. Meskipun begitu, nyali Sohyun tak menciut. Ini lebih baik dari pada membiarkan teman sendiri dianiaya didepan matanya.

Sungguh, Sohyun sangat mengutuk mereka yang menyiksa Jaera waktu itu. Kendati salah satu dari mereka adalah anak pejabat sampai pengusaha terkenal. Sohyun bahkan tak perduli.

Memang tak ada yang mudah, selepas hari itu pun beban hidup Sohyun kian bertambah. Memang Jaera tak lagi menjadi sasaran empuk mereka lagi, tapi tingkah mereka semakin menjadi dengan mangsa baru yaitu dirinya sendiri.

Dan itu berlangsung sangat lama, hingga para berandal itu lulus dan benar-benar hengkang dari sekolah. Barulah Sohyun bisa bernafas lega. Juga Jaera. Dia sangat ingin menghentikan jika rundungan itu tengah terjadi. Tapi Sohyun berkilah dia baik-baik saja. Dan Jaera benci pada dirinya sendiri sejak hari itu. Jaera akui, ia tak seberani Sohyun.

Itulah dulu, tak perlu di ungkit lagi, yang lalu biarlah berlalu, biar waktu yang mengatur agar alam balik menghukum. Yang pasti sejak hari itu berakhir, Jaera dan Sohyun semakin dekat dan berakhir menjadi sahabat seperti sekarang.

"Ya? Tidak mau menjawab."

Jaera tampak tidak yakin jika temannya itu baik-baik saja. Dilihat dari mana-mana pun gadis disebelahnya sungguh sedang gelisah.

"Bukan, aku memang baik-baik saja." demi bisa meyakinkan temannya, Sohyun mencoba tersenyum disana. Lalu terlintas difikirannya untuk mencari topik baru yang jelas akan disukai Jaera. "Ah, bagaimana kencanmu dengan anak kelas 3 itu?"

Jaera tersenyum sipu disana. Benar 'kan pembahasan ini pasti langsung membuat Jaera lupa pada kecemasannya tadi.

"Malam ini, dia mengajak untuk bertemu lagi."

𝐂𝐮𝐩𝐜𝐚𝐤𝐞 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang