𝐡 | 𝐂𝐮𝐩𝐜𝐚𝐤𝐞

1.6K 169 56
                                    

Satu minggu berlalu, akhirnya menjelang kepulangan Taehyung akan segera tiba, katanya pekerjaannya akan selesai dihari senin yang itu berarti bertepatan dengan hari ini. Dan katanya, jika bisa hari itu juga dia akan kembali. Jika tidak, ya rindu terpaksa akan diundur hingga esok harinya lagi.

Rasa bahagia begitu membuncah dihati Sohyun kala jam menunjukan bahwa kegiatan sekolah hari ini telah selesai. Sohyun bergegas membereskan buku-bukunya untuk ia masukan kedalam ranselnya. Dia sedikit menatap kearah meja disampingnya yang telah kosong sejak jam pelajaran terakhir dimulai tadi.

Temannya yang satu ini memang tidak cocok untuk diajak bersabar. Sohyun bahkan masih tetap ingat kendati sedari awal dirinya sama sekali tak tertarik dengan pertandingan basket itu. Pertandingan jelas akan dimulai setelah jam pelajaran berakhir. Lalu, sekarang gadis nakal itu pergi kemana?

Sudahlah, Sohyun pun nampaknya tak ingin berfikir yang berat-berat kali ini untuk Jaera, penyebabnya tentu tidak lain dan tidak bukan pasti karena Jaehyun. Sumbae sekaligus kekasih sahabatnya itu.

Cinta sih boleh, tapi apa tidak bosan melakukan hal aneh-aneh setiap hari? Iya setiap hari, bahkan dihari minggu pun kedua sejoli itu pasti pergi berkencan dimana akan berakhir Jaera menghubunginya dan pamer jika mereka tengah melakukan hal baru didalam hotel.

Kembali melihat keadaan kelas yang tampak ribut sebab teman-temannya hampir semua akan pergi menuju lapangan basket, kecuali dirinya tentu saja.

Mark yang biasanya akan meninggalkan kelas paling akhir pun mendadak pergi paling awal setelah jam pelajaran usai. Tentu saja karena dia juga pemain inti tim basket sekolah ini.

Mulai mengabaikan sekitarnya, Sohyun pun lebih memilih pergi meninggalkan kelas setelah semua bukunya masuk kedalam ransel dan memastikan tak ada barang yang tertinggal.

Tapi, baru saja Sohyun melewati pintu seseorang menariknya dan langsung berlari begitu saja tanpa mengatakan apa-apa. Sedangkan Sohyun yang terkejut pun tak ada persiapan apapun untuk sekedar menahan diri hanya mampu pasrah menerima kala tubuhnya ditarik paksa seperti ini.

•••

Bangkok, Thailand.

Taehyung menatap benda dalam genggamannya dalam diam. Bagi orang normal tentu senjata api seperti ini adalah bahaya. Tapi bagi Taehyung, benda inilah temannya selama ini. Hidup dalam kebohongan dan kelicikan bukanlah hal yang sulit untuknya. Lima tahun hidup dalam bayang-bayang kematian, lari dan bersembunyi. Sekalipun tinggal, Taehyung hanya mengandalkan identitas palsu.

Tak ada yang sulit sekali lagi baginya. Jika ketahuan tinggal cari lagi identitas baru, tenang sebentar lalu ketahuan lagi, perbaharui lagi begitu terus sampai seterusnya.

Sampai pada akhirnya beberapa bulan ini dia gunakan identitas asli dan menetap dinegaranya bersama seorang gadis yatim piatu disisinya.

"Kau yakin tak ingin ikut kami ke Itali?"

Taehyung beralih menatap temannya Park Jimin, lalu menggeleng. "Aku pulang ke Korea saja."

Jimin menghenbuskan nafas jengah. Ini adalah yang kelima kalinya dia mengajak Taehyung. Tapi pria itu memang keras kepala.

"Beruntung sebelumnya kita tak pernah membuka identitas asli, jadi kau aman." gumam Jimin.

Sedangkan Taehyung sekali lagi hanya tersenyum. "Turunkan aku disini."

Sebelum menuruti perkataan temannya, Jimin tampak memperhatikan sekitar. Disana hanya ada Pom bensin. Tak ada orang yang sekiranya bisa mengancam keselamatan Taehyung.

"Baiklah. Hati-hati, sampai jumpa dimisi selanjutnya."

Taehyung mengangguk. Sebelaum benar-benar keluar Taehyung nampak mengenakan topi, barulah Taehyung pergi.

𝐂𝐮𝐩𝐜𝐚𝐤𝐞 [𝐌]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang