KAMAR 306

1.4K 7 0
                                    

Sean akhirnya pergi ke hotel tempat dia dan Adrian berjanji untuk bertemu, jangan tanyakan kecemasan keempat pria itu, mereka seperti ikan yang berhasil dipancing tapi tidak mau pergi dari lautan.

Adrian adalah sosok pria tampan yang sangat mudah mendapatkan gadis entah untuk tidur Bersama atau menjadi teman sepinya saja, perawakan bak pria turki, dengan mata cokelat apalagi dia sering menggunakan motor Harley kesayangannya yang sudah menjadi identitas dirinya.

"maaf aku sedikit terlambat, kamu ambil kunci kamar aja terus duluan ke kamar"

Sean membaca pesan itu singkat, dia segera menuju ke resepsionis untuk meminta kunci kamar atas nama Adrian, dan mereka memberikannya kepada Sean dengan wajah ramah mereka.

Sean melangkah menyusuri Lorong-Lorong penuh kamar itu, hotel yang bisa terbilang elite, tidak mudah untuk bisa reservasi di hotel ini, tapi Adrian bisa mendapatkan itu dengan mudah dan dalam kurun waktu singkat.

menunggu Adrian adalah hal yang lumayan memakan waktu, Sean benci menunggu tapi dia tidak akan pergi begitu saja sebelum bertemu Adrian atau dikabari bahwa pertemuaan mereka tidak jadi.

kamar mandi dan lemari sudah terisi, tinggal menunggu Adrian datang.

"Sean"panggil Adrian sambil mengetuk pintu kamar 306 tersebut"

Sean segera menuju kearah pintu kamar, dia membukakan pintu kamar tersebut untuk Adrian dengan senang hati.

"maaf ya Sean, buat kamu menunggu" ucap Adrian melangkah mendekat kearah Sean

Sean mengangguk lalu duduk di ujung tempat tidur, Adrian menatap Sean dengan saksama seperti enggan melewatkan wajah gadis yang membuatnya terpaku dalam waktu singkat tersebut.

"hmm Sean, can I ?" ucap Adrian seraya mendekatkan wajahnya pada sean

Sean menatap wajah Adrian yang semakin mendekat kearahnya, terlihat sedikit tonjolan di sekitar celana Adrian dan Sean menyadari hal itu.

Sean menatap mata Adrian mengisyaratkan bahwa dia setuju, tangan Adrian mulai bergerak kearah bahu Sean yang sedikit terekspose itu, wajah Adrian semakin mendekat sampai akhirnya Adrian melepaskan gesper yang melekat pada tubuhnya dengan nafas yang memburu dan buru-buru.

baru saja bibir mereka hampir bertemu terdengar suara dari dalam kamar mandi, Sean menatap Adrian penuh tanya, Adrian tidak memperdulikan itu dia mulai mendekatkan wajahnya pada leher Sean, Sean seakan membeku seketika, darahnya seakan berdesir lebih cepat sekarang, Adrian menghirup aroma tubuh Sean dalam-dalam.

"vanilla" ucap Adrian dengan senyumannya pada Sean

Sean mengangguk kikuk, ini bukan kali pertama dia di goda oleh seorang pria, tapi ini kali pertama dia diajak secara terang-terangan untuk hal ini.

kembali terdengar suara dari dalam kamar mandi, kali ini Sean menatap Adrian teduh, "itu suara apa?" tanya Sean pelan

Adrian menatap Sean sendu, hasratnya sudah berada di puncaknya dan gadis ini dengan enaknya membuyarkan hal itu dengan mengurusi suara-suara tidak jelas itu.

"Adrian, cek dulu" ucap Sean sambil menyisir rambut Adrian kebelakang dengan jemarinya

Adrian akhirnya mengalah, dia hanya perlu bilang tidak ada apa-apa dan melanjutkan hasratnya yang tertunda.

"nggak ada apa-apa kok Se-an" ucap Adrian terbata saat dia menatap kearah kamar mandi yang sudah terisi 3 orang pria dengan tatapan tajam kearahnya.

"Sea, ini siapa? kamu abis di gangbang?" tanya Adrian terbata-bata

Sean yang sedang duduk diatas tempat tidur langsung menatap Adrian tajam, "lo kalo ngomong boleh mikir dulu nggak?" ucap Sean pelan tapi menekan setiap kata-kata yang dia ucapkan.

"kita tadi cuman pengen nonton secara live doang sih, cuman karena lo bilang Sean kayak gitu kayaknya lo perlu dikasih pelajaran deh" ucap Sky dengan tatapan tajam dan dinginnya itu.

Sean masih tetap duduk diatas Kasur, dia malas bergabung dengan sekumpulan pria-pria aneh itu, "Achi mana?" batin Sean menyadari Achilles yang tidak terlihat

tiba-tiba Varun membukakan lemari pakaian dan achilles keluar dari dalam sana dengan tangan yang sudah terkepal, wajah memerah, dan nafas memburu.

"Achi, emosinya di jaga ya sayang" ucap Sean menyadari Achilles yang sudah siap menyerang Adrian dengan sekali pukulan.

Adrian menatap Sean seketika, "sayang? jadi ini pacar lo?lo bilang lo nggak punya pacar,gimana sih?" ucap Adrian kaget, Sean menatap Adrian malas, biarkan pria itu berspekulasi sendiri.

Varun mendekat kearah Sean, dia segera duduk dihadapan gadis itu, gadis dengan nafas yang tidak beraturan itu, "minum dulu Sea, ada yang sakit?" tanya Varun lembut, Sean menggeleng.

"lo nggak ada niat lanjutin yang tadi aja bro? nanggung tuh gue liat" saut Zale sambil melihat kearah Adrian , Adrian menatap kearah Sean cepat, "emang boleh?" tanya Adrian lagi dengan polosnya, Achilles mendekat kearah Adrian menarik kerah baju pria itu, "lo harusnya tau kalo Sean itu salah satu anggota diamond, dan dia adalah diamond, kalo sampe orang kaya lo berusaha nyuri atau ngerusak icon diamond, itu artinya lo berurusan sama gue" bentak Achilles

Sean yang tadi masih duduk dengan Varun di sampingnya segera berdiri di tengah antara achilles dan Adrian, achilles sangat mudah tersulut emosi dan itu harus segera ditangani.

"Achi, udah yuk, katanya mau latihan basket kan nanti jam 5" ucap Sean melirik kearah jam tangannya

Achilles menatap Sean lalu menggeleng, "ini lebih penting dari basket Sea, ini tentang kamu" ucap Achilles menatap Sean tajam.

"Adrian, maaf ya, mungkin next time kita ketemu lagi, kalau bisa jangan di hotel lagi, soalnya temen-temen aku rada serem" ucap Sean dengan senyumannya.

Adrian bagaikan di bius, dia mengangguk seakan setuju dan paham apa maksud gadis manis itu, gadis beraroma vanilla yang hampir berhasil dia jajah tapi gagal karena pria-pria yang entah sejak kapan bersembunyi dalam kamar yang sengaja dia pesan dengan view terbaik dan termahal ini.

****

"Sea lain kali nggak boleh kayak gitu ya" ucap Achilles seraya mendekatkan tubuhnya kearah Sean, Sean hanya mengangguk dan mengelus rambut Achilles, karena pria itu sedang berbaring di pahanya semenjak mereka kembali ke rumah zale, Zale satu-satunya yang memiliki rumah sendiri, mereka semua punya penghasilan masing-masing entah dari orangtua atau darimana saja, tapi diantara mereka Zale yang paling bisa dikatakan kaya, karena apapun yang dia inginkan akan dia dapatkan, karena orangtuanya sangat sayang padanya, dan juga Zale sering memenangkan balap liar yang taruhannya besar-besaran, dan itu sebagian besar bersama Achilles.

I'll be right back guys

luvv

Vote and comment yaa, terima kasih

Diamond Where stories live. Discover now