Beautiful Stranger

3.1K 578 68
                                    

Entah hari semakin sore atau hutan yang makin lebat yang pasti ia sudah kehilangan arah. Semenjak kabur dari prahara yang merenggut rasa percayanya, Helena berlari serampangan ke arah belakang resort yang dikelilingi hutan lebat bukannya malah ke jalan raya yang bisa membawanya ke kota atau tepian pantai. Karena buta arah dan tak pernah masuk hutan sebelumnya, akhirnya ia tersadar telah tersesat dan ketakutan setengah mati. Dalam rasa cemasnya Helena malah berdoa kalau keajaiban sebuah drama juga bisa terjadi padanya. Ia ingin seperti si aktris utama yang cemas dan kebingungan di dalam belantara lalu diselamatkan oleh tentara tampan yang tinggi, besar dan...botak??

"AAA!!!"

Helena histeris saat tiba-tiba sesosok manusia muncul dari balik pohon besar yang berada persis di depannya, berbaju loreng, tinggi, besar dan tak berkepala. Jantung Helena nyaris copot. Ia tak meminta untuk diselamatkan secepat dan semengagetkan itu lagipula yang dimaunya tentara betulan, bukan pria aneh berpakaian tentara, laki-laki yang untuk ketiga kalinya ia temui kembali, tidak, keempat kalinya, karena dialah si tentara yang ada di pesta pertunangannya tadi.

"Sialan! Apa kau mengutitku jauh-jauh ke Lombok? Apa kau tak punya sesuatu untuk dikerjakan, botak?!" tuduhnya sengit. Jarak mereka hanyalah dua meter, tapi Helena seolah berbicara dengan seseorang yang berjarak seratus ratus meter di depannya.

Tentara itu hanya mengangkat bahunya tak peduli, kemudian berbalik dan pergi.

"Hei tunggu!" Helena cepat-cepat menyusul, rasa takut mengalahkan gengsinya, ia tak mau berada ditempat mengerikan itu sendirian.

"Apa kau tak bisa pelan? Kakiku sakit, auch." Ranting tumbuhan berduri menyentuh kulitnya, rasanya geli dan gatal. Helena makin sengsara karena sepatu bertumit tinggi jelas bukan alas kaki yang tepat untuk berjalan di hutan, pergelangan kakinya sudah lecet sejak tadi, belum lagi gigitan nyamuk yang kasarnya minta ampun, sama jahatnya dengan pak tentara yang sudah menjauh di depan sana.

Pepohonan semakin jarang dan pijakan makin landai menandakan kalau mereka sedang menuruni bukit. Helena berusaha mati-matian untuk tidak tertinggal terlalu jauh, nafasnya tersengal karena harus hati-hati memilih pijakan agar tidak berguling kebawah. Bajunya yang sempit tak membantunya untuk tenang, ingin sekali merobek ekor gaunnya yang panjang tapi ia tak punya gunting ataupun pisau. Helena semakin kesal, karena tentara bodoh itu tampak santai melompat dari satu pijakan ke pijakan lainnya, sama seperti monyet yang berayun dari satu pohon ke pohon yang lain. Karena terlalu sibuk memaki dan mengata-ngatai, Helena tak sadar dimana seharusnya meletakkan kaki, akibatnya ia terpeleset lalu limbung dan jatuh berguling-guling sebelum akhirnya terhenti ketika ia membentur sesuatu yang tampak seperti sisa tebangan sebuah pohon besar.

Badannya seperti terbuat dari lego, hancur berantakan sesaat setelah menghantam benda keras. Rasa sakitnya sungguhan, semua tulang dan sendinya lepas, mungkin segala organ dalamnya turut lepas terburai. Mungkin ia sudah mati, pikir Helena atau cedera parah, atau patah satu kaki. Namun mengingat ia jatuh dengan menabrakkan wajah cantiknya langsung ke tanah yang kotor, Helena sangat ingin dikuburkan langsung ditempat saat itu juga. Sekarang ia menjadi tak yakin, mana yang lebih sakit, tubuh atau egonya.

Ketika mencoba mengangkat kepala, sepasang sepatu kulit hitam tepat berada di depan hidungnya, saat mengangkat kepala lebih tinggi, sebuah kepala menunduk menatapnya tanpa ekspresi dengan cahaya matahari sore seperti membentuk halo di kepalanya yang plontos. Jika tak memakai seragam tentara dan tidak bertampang menyebalkan, Helena yakin ia sedang dihampiri malaikat soleh, lelaki sialan ini lebih cocok seperti setan kurang kerjaan.

"Cara jatuhmu buruk sekali," komentar pria itu kejam, ia bahkan belum menjulurkan tangan membantu Helena untuk berdiri.

"Aku bukan spiderman, brengsek! Bantu aku!" Helena memberikan tangannya, lama sebelum ia diangkat naik.

Helena (Beautiful Distraction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang