VII

386 38 136
                                    

XoXo-XoXo-XoXo

Smoky Heart

XoXo-XoXo-XoXo

Pada awalnya para demon itu hanya bisa keluar di malam hari. Namun semakin lama, mereka kian kuat hingga mampu bertahan di siang hari. Kabut gelap yang keluar dari retakan barrier tentu salah satu penyebabnya. Shun memandang ke bawah.

Ratusan undead dan demon terlihat di sana. Mengerikan. Begitu mengerikan.

Tangan-tangan tanpa kulit berusaha menggapai tanah permukaan, kuku-kuku hitam panjang terlihat saling mencakar satu sama lain, suara yang terdengar seperti geraman tanpa makna memekakkan telinga.

Bagian mengejutkan adalah kerusakan barrier lebih besar dari yang Shun duga. Kenapa mereka, seraphim penjaga tidak menyadari hal itu? Memang benar ini adalah tempat yang jauh, namun harusnya ada seraph berjaga di wilayah ini dan melaporkan jika ada keanehan terjadi. Kecuali seraph itu tidak dapat melaporkannya.

Entah karena tertangkap atau mati.

Namun seraph harusnya jauh lebih unggul dari demon yang levelnya masih sangat jauh di bawah Hajime.

Sementara terjebak dalam pemikirannya, tanpa ia sadari sesuatu mendekat secara cepat. Di detik-detik terakhir Shun menyadarinya, ia segera melayang jauh. Ia terperangah, ada monster raksasa di antara demon itu, di dalam lubang kegelapan. Dan yang menyerangnya tadi adalah salah satu dari kepala monster itu. Monster raksasa yang memiliki sembilan kepala berbentuk ular naga. Berarti, monster ini penyebabnya.

Bagaimana caranya ia bisa memperbaiki barrier kalau seperti ini?

Ia terus menghindar ketika kepala ular-ular itu menyerangnya. Sebuah bola api hitam mengenai monster, Shun melirik sekilas ke arah sumber api. Hajime. Ia datang menyusul.

"Demon dan undead memang tidak sulit dikalahkan. Tapi tidak dengannya." Hajime berucap dengan tatapan tertuju pada makhluk itu. Sebagian tubuhnya masih berada di dunia bawah karena terkubur bebatuan besar, hanya kepalanya yang berada di luar retakan.

"Napas dan darahnya beracun. Aku terluka parah waktu itu karena melawannya."

Shun terhenyak, "Jadi luka di perutmu dulu—"

"Ya."

"Penyebab ia terjebak di antara batuan ini juga dirimu?"

"Hm."

Jadi semenjak awal Hajime sudah berusaha menahan kemunculan mereka ke dunia manusia? Bahkan saat itu ia dan Hajime belum saling mengenal dengan baik!

"Kenapa kau melawannya?"

"Karena ia mengganggu ketenangan."

"Hajime, mungkin kau tidak menyadarinya. Tapi aku yakin kau telah banyak melakukan kebaikan."

"Aku hanya melakukan apa yang kuinginkan."

"Meskipun kau terlihat tidak menyukai hal merepotkan."

"Hal merepotkan—aku akan melakukannya jika aku ingin."

Shun tersenyum getir. Jika saja Hajime bukan demon, andai ia memiliki kekuatan selain merusak—

Tatapan mereka tertuju pada monster itu. Ia menggeliat, berusaha membuat retakan semakin besar. Yang bisa mereka lakukan sekarang hanya melihat dari kejauhan. Dari jarak sejauh ini, Shun tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk memperbaiki tabir pembatas antar dunia itu. Sang monster raksasa pasti telah hidup sangat lama dalam kegelapan hingga menjadi sebesar ini. Jauh lebih lama dari Hajime.

Smoky HeartWhere stories live. Discover now