11. Akan Selalu Menunggumu

4.1K 738 448
                                    

Haiii ... selamat malam. Semoga kalian dalam keadaan sehat dan bahagia selalu bersama keluarga tercinta. Salam sehat dari Mami di Jakarta. 🤗😍

Happy reading ...

💐💐💐

Song : Haruskah Ku Mati – ADA Band

Quotes :
Bila mencintaimu adalah sebuah proses
Maka aku akan mencintai proses itu
Sama seperti aku mencintaimu
-Deforselina

💐💐💐

Ian merasa sebal dengan para penggemar Imelda yang mondar-mandir setiap hari di Departemen Obgyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ian merasa sebal dengan para penggemar Imelda yang mondar-mandir setiap hari di Departemen Obgyn. Bukan hanya dari Obgyn tapi juga dari Departemen lain. Bahkan dari Ortopedi juga ada yang naksir Imelda.

Tapi setidaknya rasa bahagia itu selalu ada setiap kali dia melihat Imelda. Apalagi ketika di malam pertemuan mereka, Imelda tersenyum lebar melihat sosok Ian dengan sapaannya. Sepertinya Imelda sudah kebal dengan pesona Ian dan rayuannya yang, jujur aja, agak menggelikan. Tapi ya rayuan itu emang murni dari hati Ian sendiri. Baginya, Imelda memang calon istrinya. Ian mana peduli Imelda suka atau nggak, yang jelas Ian sedang berusaha keras di sini.

Tapi malam itu mereka bisa tertawa bersama. Dan Ian luar biasa bahagia ketika Imelda nggak menolak pelukannya. Rindunya tuntas dan rasanya jerih lelahnya hingga tiba di tempat ini nggak sia-sia.

"Udah ketebak banget tempat tinggalnya Mas Ian," ucap Imelda ketika Ian memberitahu tempat tinggalnya.

"Kamu pindah ke tempat Mas yuk."

Dia tersenyum geli melihat Imelda mengernyit. "Idih ... ogah deh tinggal sama Mas."

Ian berdecak. "Bukan tinggal bareng, Mei tapi tetanggaan lagi kayak waktu di Jakarta. Pas banget flat di sebelah Mas kosong."

Imelda menggeleng. "Nggak mau ah. Ntar kejadian lagi ngeliatin perempuan mondar-mandir di flat Mas Ian."

Ian langsung terdiam. "Masih belum maafin Mas ya, Mei?"

Imelda menatapnya dalam diam. "Udah, Mas tapi maaf kalo Mei belum bisa percaya Mas Ian 100%."

"Jadi Mas harus nunggu 100% dulu baru bisa melamar kamu?"

"Mei nggak suruh lho ya, Mas. Mei juga nggak pernah maksa Mas nunggu Mei. Kalo Mas mau pacaran atau nikah, silahkan aja. Mei nggak akan pernah menghalangi jalan Mas Ian."

"Kamu tahu, Mas udah terlanjur cinta sama kamu dan Mas nggak bisa pindah ke lain hati."

"Mas, Mei tahu kok kalau kebutuhan seks laki-laki itu melebihi perempuan. Mei nggak mau kebutuhan Mas yang satu itu terhalang karena Mei. Lagian hubungan kita sekarang cuma temen biasa kok."

Ian meraih bahu Imelda dan menatapnya tajam. "Kebutuhan itu udah hilang sejak kamu ninggalin Mas."

"Entah kenapa penis Mas yang hebat ini mendadak mati rasa setiap kali berada dekat dengan perempuan lain, kecuali ... ketika Mas dekat dengan kamu." Ian nggak melepaskan tangannya dari bahu Imelda. Rasa hangat menyebar ke pembuluh darah Ian dan sentuhan itu terasa pas.

I & I - It's You and Only You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang