(23) Bintang Malam

794 103 8
                                    

Kini Hari sudah malam, tepatnya sekarang pukul 9 malam.  Dita yg sedari tadi menangis dikamar hingga kelelahan dan tertidur itu kini bangun dan keluar kamarnya.  Ia melihat member lainnya sedang menonton TV. Dita kemudian mengambil jaket dan pamit untuk mencari udara segar diluar.

" aku mau cari udara segar dulu diluar ya" pamit dita pada member lainnya.

" biar aku temani eonni" kata jinny yg khawatir melihat dita akan keluar dengan keadaannya yg sedang kacau.

" ani aku ingin sendiri " ucap dita lalu langsung keluar meninggalkan dorm.

" apa tak apa membiarkan dita eonni pergi sendiri? " tanya jinny pada member lainnya

" aku sebenarnya khawatir tapi kalau kita memaksa ikut pasti dita tidak akan suka " balas lea.

" iya lebih baik percaya saja pada dita eonni.  Dia pasti akan baik baik saja" ucap denise

" iya dia pasti butuh waktu sendiri juga" lanjut soodam menyetujui ucapan Denise.

.
.
Dita kini berjalan sendiri dibawah langit malam penuh Bintang.  Ia tak punya arah tujuan, ia hanya terus berjalan mengikuti langkahnya pergi.  Hingga ia melewati sebuah taman yg sepi.  Ia pun duduk dibangku taman itu mengistirahatkan kakinya yg mulai lelah.  Ia memandang langit yang bertaburan Bintang malam yg begitu Indah memamerkan cahayanya.

" Bintang malam yang Indah...  Tapi mengapa ini malah membuat ku makin sedih? " ucap dita yg kemudian meneteskan air mata.  " disaat hatiku seperti ini kenapa seolah Bintang malam itu malah bersinar bahagia? " lanjut dita.

" yakk bisakah kau sedikit saja mengurangi sinarmu itu eoh?  Bisakah sedikit mengerti perasaanku?"  ucap dita teriak kepada Bintang malam itu.

" apa aku tak pantas mencintai dan dicintai oleh seorang idol terkenal  eoh" ucap dita pada dirinya sendiri sambil menundukkan kepalanya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. 

" jangan menangis!.. " ucap seseorang yg tiba tiba duduk disampingnya.

Dita kemudian cepat cepat mengelap air matanya dan melihat wajah orang yg ada disampingnya itu.  Orang itu memakai masker dan topi, membuat dita butuh waktu untuk mengenalinya terlebih lagi mata dita sedikit buram karena air matanya.  Kemudian dita mengenali orang itu dan ternyata itu adalah kai.

" kenapa kau menangis? " tanya kai

" ani..  Aku tidak menangis" bantah dita dengan suara serak khas orang yg habis menangis.

" kau pikir aku bodoh hah bisa kau bohongi? " ucap kai

" kenapa kau ada disini oppa? "

" aku memang sering kesini saat tak ada kegiatan dan ingin berjalan jalan malam.  Dan tak sengaja aku melihatmu menangis jadi kuhampiri" lanjut kai

" kau melihatku menangis??  Berarti kau mendengar apa yg aku katakan tadi? " tanya dita

" hmm.. Aku dengar semuanya.  Apa kau bertengkar dengan taeyong? "

" tidak aku tidak bertengkar "

" jika kau ada masalah kau bisa cerita padaku.  Aku akan menjadi pendengarmu, siapa tahu kau jdi lega setelah itu" ucap kai

Mendengar itu dita jadi teringat lagi masalahnya. Ia kemudian kembali menangis. 

" menangis lah jika itu membuatmu lebih baik,  namun jangan terlalu lama karena tangismu tak menyelesaikan masalah" ujar kai sambil menepuk nepuk punggung dita menenangkan.

Dita kini masih menangis namun ia sambil bercerita ttg masalah nya kepada kai. Kai pun mendengarkan dita dengan seksama sambil masih menepuk nepuk pelan punggung dita.

" kau wanita baik dita" kata kai setelah dita selesai berbicara.

" apa pilihanku sudah tepat?  Apa taeyong akan baik baik saja? " tanya dita yg kini menatap kai untuk memastikan

" taeyong mungkin tak baik baik saja kini.  Tapi aku paham maksud pilihanmu,  kau tak ingin mengacaukan taeyong dan grubnya kan?  Makanya kau menjauhi taeyong agar taeyong tak perlu memilih antara grubnya atau dirimu" ucap kai.

Dita mengangguk dan kembali menangis.  Kai yg tak tega melihat dita menangis kini memeluk dita dengan tulus berusaha menguatkan gadis itu.

" gwenchana.. Gwenchana..." ucap kai sambil memeluk dita dan tangannya sembari menepuk menguatkan dita.

" gomawo oppa" ucap dita karena ia merasa lebih baik karena ada orang yg memeluknya untuk menguatkannya.

Di sisi lain,  tanpa mereka berdua sadari ada kamera yg memotret mereka yg kini sedang berpelukan dibangku taman itu.
" dapat! " ucap orang yg memegang kamera itu.
.
.
.

DILEMA [END]Where stories live. Discover now