26 | 7 Malam Yang Berarti

8.6K 652 66
                                    

^^^

Hana benar-benar tidak boleh keluar rumah sama sekali, ini hari kedua Hana dirumah. Dan Hana hanya bisa menonton tv, makan, belajar, tidur. Tak ada handphone semua terasa membosankan.

Hana melirik jam dinding yang ada di ruang tengah, ini waktunya pulang sekolah. Jujur Hana berharap Icha dan Nisa mau berkunjung untuk menghilangkan bosannya. Dan ternyata...

"Hana!"

Hana menoleh dan ternyata dua temannya itu sedang berlari kearahnya, "Heh! Lo berdua, baru aja gue ngebatin berharap lo berdua kesini eh beneran."

"Yaelah Han, telepati kita mah kuat." ujar Icha langsung duduk disebelah Hana.

Nisa mengangguk setuju, "Bener tuh, eh tadi Dev masuk sekolah loh Han. Dan yang bikin gue terkejut, dia gak berangkat bareng Cindy."

Hana menoleh kaget, "Seriusan?"

"Iya Han, Cindy tadi berangkat naik taxi." sahut Icha.

Hana tersenyum puas, "Akhirnya Dev nurutin apa yang gue mau."

"Kata Eza juga dikelas Dev gak mau ngobrol sama Cindy, lo ngancem putus Han?" duga Icha.

"Eggak lah gila, Dev marah karena tau Cindy ngehina gue pas di rumah sakit." jelas Hana.

"Oalahh, bagus deh. Biar pergi jauh dan tak usah kembali tuh ulet." balas Icha.

"Kak Rama dihukum ya?" Hana bertanya.

Nisa mengangguk, "Nilai sikapnya jadi D."

"Dia bisa lulus? Bukannya nilai sikap juga penting ya?" balas Hana.

Icha berdehem, "Nilai sikap D, tapi kalo di meja guru ada duit gebokan yakali gak lulus."

Hana dan Nisa tertawa, "BYASALAH!"

"Lo dihukum sampe kapan Han?" tanya Nisa.

Hana mengerucutkan bibirnya, "Seminggu."

Icha menarik lengan Hana, "Ayok kita ngobrol di kamar lo aja!" ujar Icha.

"Dih, kenapa gitu? Disini aj-"

"Hussttt! Gak usah protes!" sela Nisa.

Sesampainya didalam kamar Hana, Icha mengunci pintu kamar Hana dan itu membuat Hana semakin bingung. Icha membuka tas nya lalu memberikan sebuah kotak pada Hana.

"Gue beliin handphone buat lo, udah tinggal pake. Udah ada semua sosmed, udah ada nomor gue,Nisa, ada nomor Dev juga. Pokoknya lu tinggal pake deh." bisik Icha.

Hana membelalakan matanya, "Hah!? Yang bener lo Cha? Yaampun makasih banget, aaa terhura." ujar Hana sambil merangkul Icha dan Nisa.

"Lo berdua emang sahabat paling pengertian. Makasih ya, gue gak tau kenapa bisa lo berdua kepikiran beliin gue hp baru coba, ini hp mahal pula." ujar Hana masih tak menyangka.

Icha memutar bola matanya, "Kalo gak hp mahal entar lo gak bisa makenya lagi, sultan kan gak bisa megang hp ecek-ecek."

Hana tertawa, "Yaelah Cha, sultan teriak sultah lu mah."

Hai FUTUREWhere stories live. Discover now