3. Ibu Mertua

7.7K 1.3K 398
                                    

Drap drap drap

"[NAME]!!! [NAME]!!!" Suara feminim seorang wanita paruh baya menggapai pendengaran nya. Sedikit terburu hingga terdengar gemetar. Minggu pagi kediaman [Surname] dibuat riuh nan gaduh, langkah tergesa di tangga menyertai suara sang wanita.

Brak!

Pintu kamar dibuka kasar, sang wanita yang berperawakan sedikit gempal itu berlari dan terjun ke arah anak gadis nya.

"[NAME]! JELASKAN PADA IBU! SELAMA INI KAU SUDAH MENIKAH DIAM-DIAM TANPA SEPENGETAHUAN IBU?!!" Pekik sang wanita paruh baya pada [Name], nyonya [Surname].

Mata [Name] membelalak, heran pada sang ibu. Di pagi hari penuh cuitan riang burung camar begini, disuguh kan pertanyaan konyol. Akhir pekan yang ia harap cerah justru dibuat cringe.

Kedua tangan [Name] dilambaikan di depan dada, "Te-tenang ibu, apa yang ibu bicarakan? Menikah? Aku bahkan tidak punya pacar. Ibu tahu sendiri kan?"

Wajah sang ibu yang semula terlihat seperti dewi kutukan seketika berubah drastis, benar, perkataan sang putri ada benarnya. Jangan kan membawa seorang pria kerumah, terlihat jalan bersama dengan laki-laki pun [Name] tak pernah.

"Iya juga. Tapi pemuda itu bilang dia suami mu. Dan dia memanggil ku ibu mertua." Tutur sang ibu nampak berpikir, membuat [Name] menghela nafas heran.

Apa ibu selalu percaya perkataan orang lain tanpa dipikir?. Batin nya.

Sang ibu masih terus mengoceh, "Wajah dan nada nya itu nampak serius. Lagi pula paras nya tampan dan tubuh nya tinggi, jadi sepertinya cocok untuk dijadikan menantu. Lalu bisa ku bandingkan dengan mantu tetangga sebelah yang menyebalkan itu. Tapi jika dipikir lagi, perkataan nya memang sedikit tidak masuk akal." Jelas nya lagi.

Bukan sedikit bu, tapi memang tak masuk akal!! Batin [Name] tak habis pikir.

"Siapa orang yang sudah bilang begitu pada ibu?" Tanya [Name] seraya memegangi kening nya.

"Ah, ibu tidak kenal. Wajah nya masih muda tapi rambut nya seperti kakek-kakek. Ibu rasa dia albino." Celetuk sang ibu.

[Name] mengernyit, hanya satu kandidat yang terbersit dipikiran nya. Seorang pria tinggi nan tampan dengan perkataan yang sering kali tak dapat diterima akal sehat dan membuat kesal. Juga rambut macam kakek tua. Sudah pasti, "warna rambut nya putih?"

Sang ibu mengangguk mantap.

"Apa dia memakai penutup mata?" Tanya [Name] lagi.

"Ng.. i..ya? Eh- enta-"

"Dimana dia?" Sela [Name] penasaran.

"Di ruang tamu." Kata sang ibu menunjuk ke arah luar kamar.

[Name] kilat bangkit dari duduk nya dan tergesa keluar kamar. Menuruni tangga dengan ceroboh, membuat nya sedikit terpeleset. Lengan nya tergores kecil hingga ia dibuat mengaduh.

Matanya mendapati pemuda asing yang tak sopan tengah menguasai sofa ruang tamu. Serasa di rumah sendiri, tamu kurang akhlak yang sepertinya sejenis dengan Gojo, namun terlihat lebih muda.

 Serasa di rumah sendiri, tamu kurang akhlak yang sepertinya sejenis dengan Gojo, namun terlihat lebih muda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jujutsanpo [Gojo X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang