12. Roses

5.6K 1K 96
                                    

Suara perkakas dapur mungil bernyanyi dalam hening perawalan petang. [Name] berdiri senyap, jari jemari menari pada keratan kayu pipih memotong dadu daging ayam.

Suara rebusan air menemani irisan bawang bombay dan beberapa sayuran yang menghasilkan irama ketukan pada kayu talenan, tak lupa dengan percikan dalam wajan berisi tempura yang tengah berenang di minyak panas.

Saat asik mengeksekusi menu makan malam nya, pandangan [Name] seketika berubah gelap.

"Mati lampu?" Tanya sang gadis tanpa tujuan.

Ia taruh belati tepat dimana ia gunakan, melangkah meraba kegelapan yang hanya disinari perapian masak nya. Jika perapian dimatikan maka akan berubah gulita, tapi dibiarkan menyala akan berbahaya.

"Ck, kenapa juga harus kutaruh handphone ku dikamar." Keluh nya mengingat penerang pada ponsel bisa berguna di saat begini.

"[Name]-chan." Panggilan suara rendah nan gagah dari antah berantah mengerjapkan matanya. Membuat nya yang masih meraba jalan menuju kamar refleks berjaga-jaga dan memeluk tubuh sendiri.

Lampu seketika mengerling dari sudut ruangan, retina membiasakan cahaya yang muncul tanpa notif di hadapan. Menampakkan sosok Gojo yang tengah berdiri layaknya ikemen sebuah film drama menggenggam sebuket bunga.

 Menampakkan sosok Gojo yang tengah berdiri layaknya ikemen sebuah film drama menggenggam sebuket bunga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Khh." kekeh sang pria pelan, menatap buket di tangan dengan sok keren nya.

Bibir sang gadis kini kecil terbuka, tanda jengah pada Gojo. Positif thinking lah [Name], pasti dia biang kerok mati lampu nya. Jengkel sang gadis dalam hati.

"Kali ini apa?" Tanya sang gadis berdiri malas sedikit membungkuk.

"Khh." Lagi-lagi Gojo hanya terkekeh dengan posisi yang tak berubah.

"Aku belum makan malam sudah disuguhkan kebodohan. Jangan berlagak sok keren, sedang apa kau berdiri disitu? Latihan drama? Nyalakan lampu ny–"

"Sstt sstt..." membelalak kala Gojo sudah berada tepat di depan mata, menaruh jari telunjuk pada bibir ranum nya yang ingin memerintah sang pria.

Gojo membuka sebelah penutup matanya, mengintip memamerkan magnet pesona kebiruan bagi sang gadis yang jauh lebih pendek dari nya. Walau cahaya kabur, agak nya manik itu tetap memiliki daya pikat.

Jari semula di bibir lantas merambat pada pipi sang gadis, menjalar ke telinga lalu menautkan kebelakang beberapa helaian rambut [Name] yang menjuntai di samping wajah. Berjaya membuat sang gadis bergidik geli dengan perlakuan sang pria.

Lengan Gojo di tepis perlahan, menjauhkan dari wajah putih sang gadis. "Kau mau apa? Aku belum makan malam lho, jadi jangan salahkan jika aku menggigit nanti." Ancam nya tanpa ekspresi.

"Memang nya kau ini apa? Nyamuk?" Ejek Gojo sambil tersenyum.

"Nyamuk itu menghisap, bodoh." Celetuk [Name] memukul dada Gojo dengan kepalan.

Jujutsanpo [Gojo X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang