22 : 32

49 14 6
                                    



































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

























pikulan mundur waktu nyaris hirap, semenjana kembali pada malam serentak jawah. pendar netra teruna meredup, kian lagi dan lagi.

menumpu ordo di atas ranjang, tenggelam ke dasar lamun dengan titik fokus yang masihlah sama. Hara— bersama carik potret swarupa pula seorang teruna. Beomgyu asmanya.

segaris kurva melengkung indah berporos di labium. senang, tapi juga takut. sebab puja bisa jadi memang terlupa, hangus ditelan warsa. tiba waktunya ia pergi.

"sudah dua tahun, Hara. tapi saya selalu rindu kamu."

selaras tirta turut dalam perayaan duka tanpa diundang. ia terisak anantara ukiran senyum, memaksa.

"hari ini saya akan pergi."

jelas cuma ia yang tersentak, kala isak Hara menggantung. terlipat lengan dengan sirah ditumpukan, rindunya bisu. sebab raga tak bisa bersatu.

"sekarang tepat dua tahun sejak tubuh saya menjamah liang. saya senang karena kamu ingat."































































































"selamat tinggal, Hara. semoga selalu bahagia."










































_________________________________


[.]

Hilang PintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang