Part 19

102K 12.7K 257
                                        

Vote sebelum baca 🌟

Keadaan Ellena yang semakin parah membuat Felix khawatir bukan main

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keadaan Ellena yang semakin parah membuat Felix khawatir bukan main. Rela memanggil pendeta agung untuk menyembuhkan penyakit Ellena lantaran tak tega melihat gadis itu kesakitan lebih lama.

Beruntungnya, Ellena langsung sembuh setelah diobati sang pendeta agung. Kalau tidak, pasti Felix akan mempertanyakan kekuatan pendeta agung yang selalu dipuji orang lain.

Meski pernah dibuat khawatir dan cemas berlebihan, sekarang Felix kembali ke sifat awalnya. Sok cuek dan dingin ke Ellena.

Contohnya saja sekarang, ia mengabaikan Ellena yang mengekorinya sambil menggodanya.

"Ku dengar, saat aku sakit, kau sangat mengkhawatirkan ku dan menjagaku semalaman tanpa mempedulikan perkataan Diany yang menyuruhmu istirahat. Apakah itu benar?" Tanyanya namun diabaikan.

"Lalu, aku juga mendengar kau nyaris membunuh dokter kediaman ini karena tidak bisa menyembuhkan ku. Apakah itu juga benar?"

Felix tetap diam, tapi dalam hati menggeram kesal akibat mulut ember seseorang yang memberitahukan semuanya ke Ellena. Ia malu!

"Jawablah, Felix! Aku sungguh penasaran." Rayu Ellena meski ia sendiri sudah tahu perkataannya itu benar sebab tak mungkin Diany akan membohonginya.

"Oh ayolah. Jangan mengabaikanku." rengek Ellena seraya menahan tangan Felix namun berakhir ditepis.

"Berhentilah mengangguku, Putri Ellena!" Tekan Felix. Ia bisa gila jika Elena terus menerus mengungkit kejadian memalukan itu.

Ellena mengembungkan pipinya kesal. "Kau selalu saja dingin padaku. Segitu tidak sukanya kau padaku? Lalu, kenapa kau menyelamatkanku? Kenapa tidak membiarkanku mati membusuk di dalam kamarku?"

"Apa kau pikir kaisar akan membiarkanku hidup jika putri kesayangannya mati di kediamanku?" Sinis Felix.

"Huh, kau kan tetap bisa hidup walaupun kaisar mengincar nyawamu. Semua orang juga tahu itu."

Maksud Ellena ... Felix itu sangat kuat hingga bisa melindungi nyawanya sendiri.

Semua orang juga tahu betapa kuat dan mengerikannya Felix.

Jangankan manusia, monster pun akan mati secara mengenaskan di tangannya.

"Sudahlah. Kembali lah ke kamarmu." Titah Felix.

"Tidak mau! Aku ingin melihatmu latihan bersama para kesatria." Bantahnya.

Felix menghela nafas panjang. Di satu sisi ia senang melihat Ellena kembali bersemangat seperti ini, tapi di lain sisi ia takut Ellena sakit lagi.

"Cuaca hari ini sangat dingin. Tubuhmu tidak akan kuat menahannya jika berada di luar terlalu lama." Cetus Felix panjang lebar.

Ellena tersenyum lebar. "Kali ini, tubuhku pasti kuat menahannya. Lagipula, aku juga sudah memakai pakaian yang hangat."

Gadis cantik itu menunjukkan kedua tangannya. "Aku juga memakai sarung tangan." Lalu, mengangkat gaunnya. "Aku juga sudah memakai sepatu hangat dan kaos kaki."

Felix memijit keningnya gemas. "Kembali lah ke kamarmu atau aku akan membunuh seluruh orang yang melayanimu."

Perkataan pria itu sungguh membuat Ellena terkejut. "Apa hubungannya?" Tanyanya melongo.

Felix menyeringai. "Aku akan menganggap alasanmu tidak betah di kamar karena para pelayan menganggumu dan menindasmu. Bukan kah orang yang membuatmu merasa tidak nyaman harus mati?"

Ellena bergidik ngeri. "Dasar gila."

Felix mengerutkan kening tak suka mendengar umpatan gadis di sampingnya. "Apa katamu?"

Nada bicara Felix membuat Ellena gelagapan seketika. "Ah, aku baru ingat ada janji bertemu dengan ibu. Kalau begitu, aku pergi dulu." Langsung pergi begitu saja, melarikan diri dari Felix sebelum diamuk pria itu.

Tingkahnya menghadirkan senyuman tipis dari bibir Felix tanpa disadari oleh pria itu sendiri. "Dia sangat lucu." Gumamnya.

"Duchess Ellena memang lucu, tuan Duke. Jadi, tuan Duke harus menjaganya dengan baik supaya tidak dicuri orang lain."

Felix menoleh ke asal suara dan menatap tajam.

"Maaf, tuan Duke. Saya tidak bermaksud melihat tuan Duke yang sedang mengagumi duchess." Cengir Leon, kepala pasukan kesatria yang tumbuh bersama Felix sejak kecil. Sekaligus teman masa kecil Felix.

Felix melemparkan sarung tangannya ke Leon. "Aku menantangmu duel!"

Leon tersentak. "Tidak!!" Jeritnya histeris sehingga membuat orang-orang yang melihat kejadian itu tertawa.

Tanpa disadari semua orang, Felix melirik ke arah Ellena yang masih terlihat punggungnya. Ia kembali tersenyum melihat Ellena masuk ke dalam kastil dengan patuh. Tapi, wajahnya kembali datar kala Ellena berbalik dan menatapnya.

Bersambung...

25/11/22

firza532

I Tamed A TyrantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang