Training

1.1K 123 23
                                    

"Meskipun aku bisa menggunakan semua ketujuh api ini, kontrolku terhadapnya masih jauh daripada ayah" ucap Ryuza.

"Ano... Aku penasaran, siapa ayah yang kau maksud ini?" Tanya Amaterasu.

"Ignis, Ignis Dragneel, True Fire Dragon Emperor" ucap Azazel "kalian mungkin tidak mengetahuinya" tambahnya.

"True Fire Dragon Emperor?" Tanya Amaterasu.

"Benar, Red Aniki pernah bilang itu adalah julukan ayah dulu" ucap Ryuza "dikatakan api ayah bisa membakar apapun, bahkan dimensi itu sendiri" tambahnya.

"Bu-bukankah itu keberadaan yang snagat kuat?" Tanya salah satu pengawal Amaterasu.

"Benar, kekuatan sejati Ignis bahkan tidak bisa di lawan Tuhan Alkitab yang bergabung bersama Lucifer pertama" ucap Azazel.

Ucapan Azazel membuat semua orang menjadi terkejut. Bukannya itu terlalu kuat? Itulah yang dipikirkan semua orang.

"Untungnya, Ignis tidak memiliki keinginan untuk berperang, jadi dia tidak pernah ikut campur ke medan perang" ucap Azazel.

"Dimana dia sekarang?" Tanya Amaterasu.

Azazel hendak membalas perkataan Amaterasu, tapi Ryuza segera memotongnya dengan cepat.

"Entahlah, siapa yang tau" ucap Ryuza.

Ekspresi wajah Ryuza saat mengatakan itu datar, tapi semua beberapa orang bisa merasakan emosi kesedihan dari ekspresi datarnya.

Amaterasu hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba suasana Ryuza kembali seperti semula, seolah-olah kesedihan tadi menghilang entah kemana.

"Jadi, kau ingin belajar trik yang tadi bukan?" Ucap Ryuza.

"Eh? I-iya, aku ingin belajar" ucap Amaterasu.

Amaterasu memasang wajah kebingungan sekaligus keterkejutan dengan perubahan sikap Ryuza yang tiba-tiba.

"Baik, aku akan mengajarkanmu, tapi aku ingin meminta balasannya" ucap Ryuza sambil mengamati seluruh tubuh Amaterasu.

Tentu Amaterasu dan yang lainnya menyadari tindakan Ryuza, dan ada kesalah pahaman di dalam diri mereka.

"A-apa yang kau inginkan?" Tanya Amaterasu sambil berusaha menutupi tubuhnya.

"Dari apa yang aku lihat, kau sepertinya sangat ahli dalam ilmu pedang" ucap Ryuza "aku ingin kau mengajariku dasar-dasar ilmu pedang" tambahnya.

"Eh?"

"Eh? Apa?" Tanya Ryuza.

"Ti-tidak ada apa-apa" ucap Amaterasu "aku pikir dia menginginkan tubuhku!" Pikirnya.

Amaterasu berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.

"Ada apa? Apa kau sedang sakit?" Tanya Ryuza sambil menyentuh dahi Amaterasu.

Wajah Amaterasu lebih merah saat Ryuza menyentuh dahinya.

"Hmm... 30 derajat... Apa kau baik-baik saja?" Tanya Ryuza.

"A-aku baik-baik saja, ja-jadi jangan khawatirkan aku" ucap Amaterasu.

"Begitukah? Apa para Dewa memiliki suhu tubuh yang tinggi?" Ucap Ryuza.

"Kau terlalu dungu untuk mengetahui hal itu saja" ucap Albion.

"Siapa yang kau sebut dungu, Naga bodoh?" Ucap Ryuza yang memiliki tanda centang di dahinya.

"Hah!? Siapa yang kau panggil bodoh bocah dungu?!" Balas Albion dengan nada tinggi.

"Ah... Ini dimulai lagi" ucap Vali.

Ancient Dragon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang