Lama di perjalanan akhirnya mereka tiba di salah satu restauran terkenal di kota. Semuanya masuk ke dalam menemui teman dari orangtua Jay yang sudah menunggu. Sampai meja yang di pesan, mata Ningning menjelajah memperhatikan interior restauran yang menurut cewek itu unik, setiap meja memiliki desain dengan model yang berbeda.
Bunda melakukan cepaka-cepiki seperti kebanyakan ibu-ibu yang bertemu satu sama lain, Ayah yang berpelukkan ala cowok dengan suami dari temannya, Ningning hanya tersenyum dan memberi salam begitu dengan Jay. Bukan hanya bunda yang membawa anak tetapi mereka juga sama, ada sekitar tiga orang tua disini dan saling membawa satu anak, yang di antaranya memiliki anak lelaki.
"Aduh, si cantik ini siapa rin?" Tanya salah satu mereka kepada bunda, dengan mata yang menelisik Ningning dari atas hingga bawah. Membuat Ningning merasa tak nyaman.
Bunda tertawa manis mendengar nya. "Pacar nya Jay." Jawab Bunda membuat Ningning dan Jay langsung saling memandang kaget dan balik membuang muka tersenyum canggung, dalem hati Jay dia mengaminkan omongan Bunda dan Ningning yang tiba-tiba berdebar.
Cewek itu memainkan kukunya di bawah meja, menunduk tak berani mengangkat kepalanya. Jay menoleh seraya mengulurkan tangannya menggenggam tangan kecil milik Ningning yang sedikit bergetar. Jay yang tepat di samping Ayah langsung meminta izin buat keluar sebentar karena suasana terlalu mencekam untuk cewek itu.
Keduanya berpamitan dan di anggukan dengan semua, walaupun dua anak perempuan dari mereka menatap kepergian keduanya tak suka. Jay membawa tetangganya itu ke taman yang berada di samping bangunan restauran, menuntun untuk duduk disalah satu ayunan.
"Ga suka ya di dalem?" Tanya Jay pelan, sepelan mungkin.
Ningning menoleh menatap Jay melas, lalu mengangguk. "Iya, cewek itu liatin gue terus."
Jay menaikkan alisnya bingung. "Anak temenny Bunda?"
"Iyalah siapa lagi coba." Ningning menjawab ketus dengan tangan yang dilipat di depan dada.
Ningning tidak suka tatapan mereka yang sangat mengintimidasi, seakan Ningning memiliki salah terhadap mereka, yang bahkan tidak saling kenal. Ningning tak tahu mengapa mereka menatap dirinya tak suka. Ningning sempat berpikir apa karena Bunda ngenalin dia sebagai pacar Jay.
"Apa cewek-cewek itu marah karena bunda ngenalin gue sebagai pacar lo ya Jay?"
"Y-ya mungkin ya Ning" Jay menjawab ragu, kalau udah bawa-bawa kata pacar ---harus di bold pacarnya--. Bawaannya itu udah gemetar dari ujung kepala sampai ujung rambut.
"Kalo gitu, sekalian pacaran beneran aja." Kata Ningning tiba-tiba, ngebuat Jay memundurkan langkahnya.
"Ha serius?" Jay natap Ningning kaget yang ngomong kelewat santai.
Ningning mengayunkan kakinya dengan senyum jahil. "Bercanda doang Jay, tegang banget, kaya mau di sunat."
Netra Jay langsung menatap Ningning tajam. Bercandanya Ningning sama sekali ga lucu menurut Jay, soalnya ngebuat jantung cowok itu serasa mau keluar minta di bebaskan. Ingatkan Jay buat nepuk jidat Ningning sampe merah.

DU LIEST GERADE
[i] Neighbour; Jay-Ningning
Fanfiction[SELESAI] Awalnya bilang ga suka ujung-ujungnya malah suka. Alias malu-malu tapi mau. highest rank: #4 in ningning #11 in nagyung #19 in neighbours