8. Mark

415 63 18
                                    

Teman-teman Mark seperti biasa berkumpul bertiga membicarakan hal-hal tidak jelas sambil tertawa-tawa dan saling mendorong. Sampai datanglah Mark Siwat memasuki kelas dengan wajah tersipu.

"Kenapa tuh muka merah?" Blue memicingkan matanya memerhatikan secara seksama wajah Mark.

Refleks Mark menyentuh wajahnya sendiri. "Di luar panas."

Blue masih memicingkan matanya, tidak bisa menerima jawaban Mark barusan.

Tak sampai semenit, suara gemericik air terdengar kemudian seluruh penghuni kelas menoleh ke jendela bersamaan. Hujan turun.

"Padahal barusan panas banget di luar," kata Mark sambil cengengesan.

Untungnya Blue tidak memperpanjang persoalan mukanya yang memerah. Mark sendiri tidak sadar kalau wajahnya seperti itu karena seingatnya setelah sampai di kampus bersama Perth, ia tidak menyentuh atau memakan apapun yang membuatnya alergi. Kecuali, wajah Perth yang tadi sangat dekat dengan wajahnya karena Perth membantu meniup matanya yang kelilipan.

"Terus Mark, kamu udah baikan sama Perth?" Gun membuka pembicaraan yang sangat ingin Mark hindari.

Mark hanya mengangguk pelan sebagai respons.

Setelah itu tidak ada lagi yang melanjutkan topik dirinya dengan Perth. Mark sangat bersyukur. Tetapi tidak dengan Blue yang diam-diam masih memerhatikan Mark.

Saat jam makan siang, Mark langsung pergi meninggalkan ketiga temannya tanpa mengatakan apapun. Ketiga temannya tidak ada yang tau ke mana Mark pergi karena Mark memang tidak biasanya makan siang tepat waktu.

Satu jam kemudian Mark baru kembali ke kelas.

"Dari mana? Gak makan?" Tanya Blue sambil mengunyah gorengan.

"Mau Mark?" Kata Title menyodorkan plastik gorengan di meja.

Mark menggeleng. "Aku udah makan."

"Syukurlah. Tadi mau ngajak makan bareng tapi kamu gak balik-balik. Jadi kita makan duluan di warung belakang kampus. Abisan kantin pasti penuh banget." Kata Gun.

Mark hanya tersenyum tipis.

.

.

Tiba saatnya kelas Mark hari ini telah selesai semuanya. Mark sudah lebih dulu merapihkan barang-barangnya.

"Mark," panggil Blue menghentikan langkah Mark yang sudah mau pergi.

"Bareng."

Gun dan Title saling bertukar pandang melihat kelakuan aneh teman mereka. Blue akhirnya pergi meninggalkan kelas lebih dulu sambil merangkul pundak Mark.

Begitu Mark dan Blue sampai di lobby kampus, mereka melihat di luar hujan masih turun cukup deras.

"Mau nunggu ke kelas lagi aja apa gimana?" Tanya Blue.

"Di sini aja."

"Kayaknya masih lama berhentinya. Kamu bawa jas ujan?"

Mark menggelengkan kepalanya. "Aku gak bawa motor."

"Terus kamu naik apa? Mau bareng aku?"

Mark belum sempat menjawab, kedua temannya yang lain sudah menyusul mereka ke lobby.

"Yah masih deres ujannya." Komentar Title.

"Kalian kan bawa mobil." Kata Blue.

"Jalan ke parkirannya juga kan ujan Blue." Sahut Gun.

Blue memutar bola matanya.

Keempat lelaki di sana terdiam memandangi hujan di luar melalui pintu kaca. Mark sibuk memeriksa ponselnya dan sesekali mengedarkan pandangannya ke sekitar. Gun yang menyadari itu ikut memeriksa keadaan sekitar, mencoba mencari apa yang Mark cari.

Kak Siwat [PerthMark]Where stories live. Discover now