28- Teman Senasib

694 88 4
                                    

~Selamat Membaca~

~Selamat Membaca~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

♔♔♔

Bunyi gemuruh pesawat berseliweran di sana sini. Ketiga orang itu akan segera pergi menuju ke Indonesia kembali.

"Be carefull, ok? Mom and dad will follow soon. See you again"

"Yes, mom."

Dia mengecup kening putri semata wayangnya tersebut. Sementara sang suami memberi beberapa kata pada si calon menantu untuk menjaga putrinya baik-baik.

"Take it easy, dad. You don't have to worry."

Dia tersenyum mendengar itu. Setelah salam perpisahan selesai, ketiganya pergi masuk ke dalam pesawat.

"Akhh...! Enak banget jadi nyamuk, yah?!" sindir Alvin seraya memundurkan sedikit kursi miliknya.

"Ngapa, lo iri? Makanya, buruan lamar si Nata. Padahal Lona matching banget sama dia, kenapa sih lo lama-lamain terus?"

"Bukan gue yang nunda-nunda, tapi Nata nya. Gue juga belum tau banget kenapa," tukasnya sembari mengorek kuping.

"Bye the way..." Isabelle berbicara dari depan. "lt's so thrilling. I can't wait to meet your siblings. Nathan, do you think they'll like me?"

Dia mengelus-elus kepala perempuan itu gemas, "Don't worry, they'll be happy. You will definitely be liked by them. Especially Wilona, ​​I'm sure now she must be waiting for us."

Mendengar itu, Isabelle menjadi sedikit senang. Ia kembali menghadap ke depan dan memilih untuk membaca buku agar perjalanan tidak membosankan.

"Btw hari ini mereka pembagian rapot bayangan loh. Karena Willy satu sekolah sama Wendy gue rasa tante Indah yang bakal wakilin"

"Hmmm.. Terus?" tanggap Nathan cuek.

Alvin melirik sekilas, "Lo nggak kepikiran?"

Pertanyaan itu berhasil mendapat perhatian dari Nathan.

"Willy mungkin baik-baik aja, tapi Lona? Anak itu pencemburu tau. Gue gak yakin dia baik-baik aja," imbuh Alvin dengan raut wajah sendu.

Nathan mengerti sekarang, adiknya ini.... Walau dia sangat senang menjahili Wilona tapi perhatiannya tidak bisa dikira.

Ia lalu tersenyum sembari memejam, "Lo nggak perlu cemas." Alvin kembali melirik, "Anak itu tidak sendirian, dia punya mereka. Lona pandai bikin orang sakit kepala jadi lo tenang aja."

Lelaki itu terkekeh ringan, "Iya juga..! Akhh! dasar gue, ngapain coba cemas sama orang abstrak kayak Lona, haha!"

♔♔♔

The Leader [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now