[03] Something New

4.7K 1K 400
                                    

Kio mengerjapkan matanya pelan. Perlahan matanya mulai terbiasa dengan cahaya silau yang masuk dari celah gorden kamarnya. Pemuda itu dapat merasakan sesuatu yang hangat melekat dengan tubuhnya.

Kio pun menundukkan kepalanya untuk memastikan sesuatu itu.

"Hhh ...." Kio menghela napasnya.

Itu Uki. Ia pun mengusak surai bocah itu yang masih tidur sambil memeluk tubuhnya.

Kio menyadari ranjang king size miliknya yang tadi malam ramai, kini sudah terlihat lenggang. Pemuda itu mendapat jawaban dari suara riuh di luar kamarnya. Bahkan suara televisi di ruang tengah pun terdengar nyaring sampai ke kamar.

Flashback

"Maaf, Rin, ternyata mereka keponakan gue dari saudara jauh. Barusan mamih gue ngirim chat."

Kio dapat melihat pangkal alis lawan bicaranya yang mendadak mengerut.

"Gue baru dapat chat dari nyokap kalo mereka keponakan gue." Kio mengangkat ponselnya. "Kids, let's go home!"

Kio buru-buru memasukkan seluruh barang yang ia bongkar dari tas anak-anak itu. Barang terakhir, ia menatapnya kembali sejenak kemudian memasukkannya kembali ke dalam tas yang berwarna merah.

"What's that?"

Gerakan Kio yang hendak bangkit dari duduknya lantas terhenti. Ia menatap Orin, sosok yang baru saja menghentikan gerakannya. Mata gadis itu kini terlihat memaku pada tas yang ada di genggaman Kio, lebih tepatnya tas merah.

"Toys, biasalah anak-anak."

"It doesn't  look like toys, kinda sus." Orin menyipitkan matanya curiga.

"Nda, aaa!"

Raut wajah Orin berubah normal dan mengganti fokusnya pada Uta. Anak itu kini tengah menganga untuk menunggu suapan selanjutnya.

"Pesawatnya terbang! Wushhh!!!" seru Orin sambil memasukkan satu suapan yang berisi nasi, ayam, dan telurnya ke dalam mulut Uta.

Kini Kio sudah berdiri tegak, "Kids, ayo, pulang!" ulangnya pada anak-anak yang sedang duduk di depan Orin.

"Ntaran kek, habis dulu makannya ini. Ntar subuh kelaperan lu yang repot juga."

Ucapan Orin barusan membuat Kio kembali mendaratkan bokongnya pada tempat semula.

"Yo, jujur deh, lo kenapa bisa berubah pikiran gitu?" tanya Orin.

"Berubah pikiran gimana?"

"Jelas-jelas tadi muka lo ikutan kaget gak kenal sama mereka. Sekarang lo bilang mereka ponakan lo yang dititipin ke elo. Nyokap lo juga mikir kali kalo mau biarin orang nitipin anak ke elo, ya, lo-nya harus kenal dong siapa yang mau dititipin. Ntar kalo ternyata lo telantarin gimana?"

Ya, make sense.

Tapi kini Kio hanya diam sedang berpikir akan memberikan balasan apa atas ucapan Orin barusan.

"Yang warna merah, tas Bang Chio, ya?" Orin kembali bertanya.

Chio yang ditanya pun menganggukkan kepalanya.

"Isi tas--"

"Lo gak bakalan percaya," potong Kio cepat atas ucapan Orin yang belum selesai.

Orin menunggu penjelasan dari pemuda itu sembari menyuap nasi ke mulut Jerry.

Kio bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah letak permadani untuk bergabung dengan Orin dan bocah-bocah itu. Setelah kembali duduk, Kio pun membuka tas merah itu dan mengeluarkan isinya, sebuah bingkai foto. Kemudian pemuda itu menyodorkan benda tersebut pada gadis yang duduk di sebelahnya.

Bad Girl Is A Good MamaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora