Bareng | 21.00

103 39 107
                                    

Minal Aidzin Semuanya🙏🙏
Maafin kalo ada salah. Ga dimaafin sharelok ajah sekian.












































































Mau ngirim martabak maksudnya :v

21.00

Kamar yang sepi, memperlihat dua orang perempuan tengah asik dengan mimpinya. Si cantik sulung yang tidur layaknya karakter Snow White, anggun dan teratur. Berbeda dengan si bungsu. tidur dengan kedua tangan terbuka lebar dan satu kaki yang terangkat. apakah ada putri dengan karakter tidur seperti itu?

Mimpi adalah harapan
Kata hatimu~

Suara Raisa mendominasi diruangan tersebut membuat sang pemilik ponsel terusik dan mematikannya.

Jam menunjukkan pukul 03.00 dimana Kinan harus segera bangun untuk melaksanakan shalat tahajud. Ia bergegas mengambil air wudhu.

Sepuluh menit selesai dengan sunnahnya. Kinan bergegas kedapur untuk melihat apakah ada bahan makanan untuk sarapan keluarganya pagi ini. Hanya ada sayuran, sawi dan telur, sepertinya nasi goreng hari ini cukup. ia sangat malas jika harus kewarung dalam keadaan masih gelap seperti ini.

Adzan subuh berkumandang menandakan masuk waktu subuh. Kinan bergegas berjalan menuju kamarnya dan sang adik, ia membangunkan kedua adiknya untuk menunaikan ibadah shalat subuh berjamaah. Kedua orang tuanya pun sudah rapih dengan setelan mukena dan kokonya.

Kinan dan keluarganya terbiasa dengan itu semua. Kedua Kakek dan Neneknya merupakan orang yang bisa dibilang kental agamanya.

"Mba udah masak nasi goreng buat sarapan" Ujarnya dengan lembut.

"Bapak mau kopi"

Semua menghentikan kegiatannya dan menatap sang Ibu.

"Bapak jangan kopi mulu, air anget ajah toh pak"

"Bapak mau kopi. semalem Bapak gabisa tidur, takutnya hari ini ngantuk"

"Ya ngantuk tidur pak, sesek dadanya nanti kopi mulu" Ujar Ibu mencoba agar tak tersulut emosi.

"Bikinin" Ujar Bapak final membuat siapapun tak terbantahkan termasuk ibu. Bapak memilih berjalan kehalaman depan.

"Bapakmu itu loh, keras kepala"

Kinan memilih tidak menjawab dan segera membuatkan bapak kopi.

"Nih pak kopinya" Ujar Kinan sambil menaruh cangkir berukuran kecil.

Kinan masih tidak meyadari dengan kedatangan seseorang yang sedari tadi menatapnya.

"Loh Kinan?"

Kinan menatap orang yang tengah menatapnya "Kak Bian?" Ia bingung pasalnya bukan Dirga yang biasanya menjemputnya untuk berangkat bersama melainkan kakak dari sahabatnya disekolah yaitu kak Bian.

"Kakak mau ketemu Egi Ya? Bentar aku panggilin"

"Eehh engga"

Process | Mark Lee [21.00]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora