6. SINNER (teaser only)

476 27 0
                                    

Cerita dalam fanfiction ini hanyalah fiksi dan keseluruhan cerita adalah karya asli hasil buah pemikiran penulis sedangkan nama-nama yang terlibat, latar, agama, tempat beserta gambar dan yang lainnya bukanlah hal yang sebenarnya terjadi didunia nyata melainkan hanya untuk kebutuhan cerita. Terima kasih.

Selamat membaca jangan lupa tinggalkan like dan komen yaaa...

Prilly berlari menuruni perbukitan berusaha untuk kabur dari sesuatu, berlari dan berlari tanpa henti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prilly berlari menuruni perbukitan berusaha untuk kabur dari sesuatu, berlari dan berlari tanpa henti. Meskipun tanpa menoleh ke belakang Ia tahu seseorang sedang mengejarnya, Ia tahu seseorang ada di belakang sana. Pepohonan dikanan dan kirinya semakin lama terasa semakin tinggi, rasanya seperti Ia sudah seharian melangkahkan kakinya disana tapi belum juga tiba di tujuan yang Prilly inginkan. Suasana kala itu sedikit mendung, kilat menyambar tanpa ada hujan. Binatang didalam hutan yang Prilly lewati seperti bersahut-sahutan tanpa henti, seperti menyambut kedatangannya kesana.

Prilly sendiri tak tahu dimana Ia saat ini, Ia hanya mengikuti kemana kaki ini berlari membawanya. Ia berfikir untuk berhenti tapi tidak bisa. Kaki ini tak mau berhenti. Kaki ini tak bisa di ajak kompromi.

Prilly merasa pohon-pohon pinus di kanan dan kirinya semakin lama semakin rindang, semakin lama semakin mendekati dirinya seperti akan menghimpitnya. Prilly tak melihat seorangpun di hutan ini tapi entah kenapa Ia merasa ada mata yang selalu memandangnya kemanapun Ia berlari.

Ingin rasanya Prilly menangis lalu berteriak meminta tolong, tetapi bibirnya kelu tak dapat mengeluarkan sepatah katapun sedangkan jalanan di depannya seperti tak berujung, hanya gelap yang dapat Prilly lihat.

Air mata mengalir begitu derasnya, turun ke pipi merah muda Prilly yang mulus. Tanpa suara Ia menangis. Tak pernah Prilly merasakan ketakutan yang seperti ini.

Kenapa? Kenapa ini terjadi? Mau dibawa kemana tubuh ini? Kenapa Ia tak dapat berhenti?

Kaki mungil wanita cantik berambut hitam itu masih terus melangkah menuruni bukit yang Ia sendiri tak tahu dimana, mata-mata di balik pepohonan masih setia mengintainya, memperhatikan gerak gerik Prilly. Dan ketika di depan jalan di ujung sana Prilly seperti melihat sebuah cahaya terang, Ia merasakan sesuatu menyentuh pundaknya, sebuah tangan pucat yang dingin dan suara yang berbisik tepat di telinganya:

"Prill....."

***

SATU BULAN SEBELUM PERNIKAHAN.
MAIN HOUSE OF MATULESSY, SEMINYAK BALI - KAMAR PRIBADI REZA : 02.07 AM.

07 AM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I M A G I N A R Y | Reza & PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang