Bab 2

6K 253 14
                                    

~ELENA~

Aku sedang menguping pembicaraan antara ayahku dengan Mr. Wilson. Sekarang, aku merasa khawatir karena ayahku belum bisa melunasi hutangnya kepada Mr. Wilson. Sedangkan, di sisi lain Mr. Wilson terus mengancam bahwa dia akan menyita rumah ini beserta sisa aset yang dimiliki oleh ayahku jika ayahku tidak segera bisa melunasi hutangnya.

Ngomong-ngomong soal hutang, ayahku memiliki hutang sebesar lima ratus ribu dollar kepada Mr. Wilson. Aku sendiri baru mengetahui masalah hutang tersebut beberapa minggu belakangan ini. Karena aku baru kembali ke Washington sekitar tiga minggu yang lalu. Sebelumnya, aku berada di Massachusetts untuk menyelesaikan kuliahku. Dan selama aku di Massachusetts, ayah dan ibuku tidak pernah menceritakan padaku mengenai masalah hutang tersebut.

Hingga dua minggu yang lalu, aku melihat Mr. Wilson datang ke rumah untuk menagih hutang. Saat itulah, aku meminta penjelasan kepada orang tuaku. Ternyata, selama satu tahun belakangan ini, perusahaan ayahku mengalami masalah yaitu, uang perusahaan dikorupsi oleh salah satu dewan direksi.

Ayahku sebagai pemilik dan pemimpin perusahaan, bertanggung jawab terhadap masalah tersebut. Walaupun orang yang sudah melakukan korupsi sudah dilaporkan ke polisi dan kini dipenjara, tapi perbuatannya itu menyebabkan kekacauan terhadap perusahaan, dan yang paling pelik adalah menyebabkan penunggakan pembayaran gaji kepada para karyawan.

Ayahku telah menjual beberapa aset miliknya serta berhutang untuk membayar gaji para karyawan. Dan sekarang, seluruh gaji karyawan yang sebelumnya menunggak sudah dibayarkan. Setelah masalah penunggakan pembayaran gaji tersebut terselesaikan, sekarang malah timbul masalah baru, yaitu Mr. Wilson, orang yang meminjamkan uang kepada ayahku, kini mulai menagih.

Aku tidak tahu bahwa ternyata selama ini ayahku meminjam uang pada Mr. Wilson. Karena seluruh Washington juga sudah tahu bahwa Mr. Luke Wilson adalah pebisnis yang tidak punya hati. Tapi, ayahku malah berhutang kepada Mr. Wilson. Ayahku terpaksa berhutang kepada Mr. Wilson karena hanya Mr. Wilson yang bersedia meminjamkan uang sebesar lima ratus ribu dollar. Mengingat status perusahaan ayahku yang kini sedang kacau, tidak banyak orang yang berani meminjamkan uang dengan jumlah sebesar itu padanya. Selain itu, kebetulan ayahku juga mengenal ayah Mr. Wilson. Jadi, Mr. Wilson berbaik hati mau meminjamkan sejumlah uang tersebut pada ayahku.

Aku terlalu larut dalam pikiranku hingga tidak lagi memperhatikan dengan seksama hal apa yang tadi dibicarakan oleh ayahku dengan Mr. Wilson. Dan sekarang, Mr. Wilson sudah keluar dari rumahku.

Aku yang sejak tadi menguping di ruang tengah, kini keluar menuju ruang tamu dan menemui ayahku.

"Dad, Mr. Wilson..."

"Jangan khawatir, Nak. Semuanya akan baik-baik saja.", ayahku memotong ucapanku dengan tenang. Ayahku memang tidak pernah menceritakan masalahnya kepadaku karena tidak ingin aku ikut gelisah memikirkan masalahnya.

Hingga kemudian, aku melihat sebuah taksi berhenti di depan rumah.

"Mommy sudah pulang dari supermarket. Sebaiknya, kau bantu Mommy membawa barang belanjaannya masuk ke dalam.", ayah berkata padaku.

Aku menatap ayah selama beberapa saat. Kemudian, aku mengangguk lalu berjalan keluar rumah.

"Oh, Elena. Kebetulan kau keluar. Bisakah kau membantu Mommy membawa barang belanjaan ini? Tolong.", ibu berkata sambil membantu supir taksi mengeluarkan beberapa kantong belanjaan dari bagasi.

"Baik, Mom.", kataku.

Setelah itu, aku membawa beberapa kantong kresek berisi barang belanjaan ibuku ke dalam rumah.

***

Hari ini, aku sedang berada di sebuah pusat perbelanjaan di Bellevue. Aku sedang mencari kemeja yang nantinya akan kukenakan saat aku dipanggil wawancara kerja. Ketika aku sedang sibuk memilih beberapa kemeja, tiba-tiba seorang pria berjas hitam dan berpenampilan formal menghampiriku.

Good WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang