13: Bertahanlah! |S2 (Revisi)

3.5K 778 139
                                    

Happy reading!

***

Dada berdegup dengan sangat kencang. Bahkan terus berpacu beriringan dengan langkah kuda yang begitu cepat. [Name] harus bergegas menyusul James dan menyelamatkan pemuda itu apa pun yang terjadi. Rahang gadis itu sudah mengeras bersama dengan kedua matanya yang menajam. [Name] tidak mau lagi kehilangan orang yang berharga baginya karena titan untuk yang ketiga kalinya.

"Tunggu aku James." [Name] bergumam, menghentakkan tali kekangngan untuk memerintah kuda yang ia tunggangi berpacu lebih cepat.

Berbagai pikiran buruk sudah menghantui benaknya. Membuat wajah yang sering terlihat muram, datar, serta lesu tidak terlihat lagi saat ini. Hanya wajah penuh kekhawatiran lah yang terlihat.

[Name] memasuki sebuah hutan. Beberapa pohon yang ia lalui sudah banyak yang tumbang dan [Name] yakin James baru saja melewati hutan ini. Gadis itu kembali memacu kudanya. Memperhatikan sekitar untuk memastikan keadaan.

Namun, kedua mata [Name] langsung membelak ketika melihat titan abnormal yang mengejar James sudah berada di depannya. Titan itu berlari membelakanginya dan dugaan [Name] benar. James melalui hutan ini dan dengan segera [Name] mengambil jalur lain untuk menyusul James yang berada di depan titan tersebut.

Sejenak [Name] dapat menghela nafas dengan lega ketika mendapati James masih hidup. Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali sembari memacu kudanya dengan sangat cepat.

"JAMES!" [Name] berteriak memanggil pemuda tersebut.

James tampak melirik ke arahnya dan kemudian kembali menatap lurus ke depan. Sepertinya James tengah fokus mengendalikan pacuan kudanya yang berpacu dengan sangat cepat itu.

[Name] sedikit melambatkan laju kudanya. Ia mengarahkan senapannya tepat ke arah titan tersebut. [Name] tidak tahu apakah menggunakan senapan ini akan berhasil atau tidak. Mengingat satu-satunya cara membunuh titan adalah dengan cara menebas tengkuknya.

DOR!

Satu tembakan sudah berhasil melesat dan berhasil mengenai wajah dari titan tersebut. [Name] menelan salivanya dengan susah payah ketika perhatian titan tersebut teralihkan. Titan tersebut berlari kearahnya menggunakan kedua tangan dan kedua kakinya sehingga membuat [Name] dengan sigap memacu kudanya.

Pada akhirnya [Name] berhasil memacu kudanya beriringan bersama James. Ia menoleh ke belakang dan mendapati titan abnormal tersebut masih mengejar dirinya dan James.

"Tenanglah, tidak usah panik."

[Name] berdecak. Mengutuk sikap tenang James di tengah-tengah situasi seperti ini. "Sekarang apa yang akan kita lakukan?!" [Name] bertanya sembari sesekali melirik ke belakang.

"Aku tidak tahu. Yang terpenting saat ini kita harus tetap pergi menghindar."

[Name] berdecak. Bahkan James yang notabenenya lebih pintar dari dirinya saja tidak memiliki ide.

Senapan ini sepertinya tidak memiliki fungsi apa-apa.

[Name] berpikir sembari terus berpacu di atas kudanya. Ia tidak tahu apakah kudanya masih sanggup untuk berpacu lebih lama lagi atau tidak. Hanya saja [Name] harap kuda yang ia tunggangi masih sanggup.

Ketika aksi kejar-kejaran antara Titan dan kedua saudara kembar tersebut masih berlangsung, [Name] melihat sebuah pohon besar yang berjarak 120 meter dari posisinya saat ini. Menoleh ke arah James, ia berseru1. "James! Pergilah terlebih dahulu, aku akan mengalihkan perhatian titan tersebut!"

"Aku tid-"

"Lakukan apa yang kukatakan!" [Name] menyela, membuat James berdecak.

Pada akhirnya James melakukan apa yang [Name] inginkan. James memacu kudanya mendahului [Name]. Setelah mendapati James sudah berada jauh di depannya, [Name] menghentakkan tali kekangngannya dan memancing titan abnormal yang mengejarnya untuk mengikutinya.

𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌𝐒 𝐀𝐍𝐃 𝐆𝐎𝐀𝐋𝐒 || AOT Where stories live. Discover now