Something's Missing

1.6K 175 76
                                    

"Aku pergi dulu"

"Berburu lagi?"

Seokjin mengangguk. Ia tersenyum melihat ekspresi Yoongi yang menatapnya dengan sedih.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Bukannya seharusnya kau senang aku sudah bisa mencari makan sendiri?"

Yoongi hanya tersenyum lemah, "Mungkin aku merindukan saat saat kau merengek minta makan padaku."

Seokjin meremas bahu Yoongi, lalu mengedipkan matanya dan terbang melesat meninggalkan sahabatnya tersebut.

Mereka sama sama mengerti apa yang sebenarnya dirasakan masing masing.

Sejak Yoongi menghapus kenangan Jungkook akan dirinya, Seokjin mulai mencari kesibukan untuk membuatnya melupakan matenya tersebut walau sejenak.

Ia berburu mangsa sendiri, menghisap darah binatang seperti saran Jungkook, karena berkat matenya tersebut ia jadi mengetahui bahwa selama ini ia alergi terhadap darah manusia, dan berhenti meminumnya.

Ia tahu Yoongi mengerti, bahwa menyibukkan dirinya sendiri saat ini adalah caranya berusaha menghapus sedikit kerinduannya pada Jungkook. Ia tahu, bahwa Yoongi mengetahui apa yang selalu ia lakukan jika rasa rindunya sudah tak tertahan lagi; menatap Jungkook dari kejauhan, seperti yang dilakukannya saat ini.

Dadanya terasa berdebar lebih kencang, perutnya bagai dipenuhi kupu kupu, perasaan rindu dan sedih bercampur jadi satu, Seokjin hanya bisa melihat Jungkook tersenyum dan tertawa, melayani pelanggan di toko Bonsai ayahnya.

Bagaimana gigi kelincinya menyembul dari bibirnya yang indah, bagaimana lesung pipinya melesak kedalam, bagaimana hidung dan ujung matanya berkerut, bagaimana kepalanya terangkat kebelakang saat ia terlalu keras tertawa.

Tapi ia juga bisa melihat, bahwa di saat saat tertentu tatapan Jungkook seperti kosong, seperti berusaha mengingat sesuatu, ekspresinya terlihat sedih dan matanya yang besar bagai bambi berkaca kaca. Something's missing from his life, and he don't know what it is.

(*authornya malah pengen mewek nulis ini *sighhh)

*******

"Kook?"

"Ya Ayah?"

"Kamu ga pengen melakukan hal lain? Dari pada bantuin ayah di toko terus, kamu sudah lulus kuliah, bisa mulai melakukan apa pun yang kamu mau."

Jungkook menggeleng

"Aku tidak ingin melakukan apa apa. Semua keinginanku seperti menghilang, aku seperti bukan diriku lagi. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya pada ayah, hahaha... tapi untuk saat ini aku hanya ingin membantu ayah di toko, bolehkan?"

Namjoon mengangguk, ia berdehem untuk  menyembunyikan suaranya yang hampir pecah, "Tentu saja boleh"

Ia mengusap rambut Jungkook sesaat lalu pergi ke ruangannya di belakang toko, memegang dadanya yang terasa seperti ditusuk. Air mata menetes dari ujung matanya dan ia segera menghapusnya. Ia sungguh merasa bersalah, sungguh, ia sangat menyayangi anaknya, kebahagiaan Jungkook adalah hal yang paling ia inginkan, melihat Jungkook seperti ini selama berbulan bulan membuat hatinya sakit.

Tak terhitung lagi berapa kali ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini adalah jalan yang terbaik, tapi jauh di dasar hatinya ia tahu ini salah, dan perasaan ini terus menghantuinya.

Ia terkadang ikut menangis saat malam ketika mengecek ketiga anaknya yang tertidur. Si Kembar yang lebih memilih tidur berangkulan di satu kasur dan membiarkan kasur satunya lagi kosong, dan Jungkook, yang sejak di hapus ingatannya tentang vampir tersebut seringkali mengigau dalam tidurnya, dengan lelehan air mata yang mengalir di pipinya.

Werewolf In Love - JinkookWhere stories live. Discover now