Chapter 12

5.2K 587 204
                                    

SETETES hujan jatuh di atas kepala Sungchan saat keesokan harinya ia baru bisa pulang ke apartemen. Selama bertugas di rumah sakit, banyak dokter senior yang mempertanyakan kepergian tunangannya secara tiba-tiba. Renjun tidak pernah seperti ini sebelumnya. Hal itu tentu saja membuatnya cemas luar biasa.

Ditambah lagi, ketika Sungchan menelfon ke nomer tunangannya, yang ia dapatkan hanya suara berat pria lain menyapa. Bahkan mengaku jika dirinya adalah kekasih dari tunangannya.

"Apa serendah itu aku di matamu sampai kau memilih berselingkuh dariku?" gumamnya seraya menekan password memasuki unit apartemennya dan Renjun.

Sungchan yang bertubuh tinggi itu biasanya akan berganti pakaian lebih dulu, mengenakan sandal selop dalam ruangan setelah melepaskan pakaiannya bekas bertugas di rumah sakit. Tetapi kali ini yang menjadi tujuan pertamanya adalah kamarnya dan juga Renjun.

Lelaki yang berusia lebih muda dari Renjun tersebut tidak membersihkan diri terlebih dulu. Tas dan snelli lengan pendeknya ditinggal di dalam mobil begitu saja. Sapaan hangat beberapa tetangga apartemen yang pagi ini memulai aktivitas pagi mereka, ada beberapa yang Sungchan abaikan.

Di dalam kamar mereka, Sungchan mendapati Renjun terlelap di ranjang. Selimut dinaikkan sampai menutup separuh dagunya. Perlahan, Sungchan menyibakan selimut itu. Matanya memanas kala mendapati hasil karya Jaemin memenuhi hampir bagian leher Renjun.

Pakaian Renjun juga sudah berganti. Bau Jaemin hilang tertumpuk aroma parfum milik Renjun sendiri, yang sudah ditambahkan begitu banyak oleh sang pembunuh bayaran sebelum pergi meninggalkan Renjun. Panggilan mendadak Chenle yang membuat Jaemin harus segera pergi saat itu juga.

Perasaan takut yang tak pernah Sungchan bayangkan sebelumnya, kini berhasil membuat tubuhnya gemetaran. Sungchan menempatkan dirinya tidur miring di sisi Renjun. Dia membelai wajah manis tunangannya dengan lembut. Air matanya berlinang di netranya yang berwarna cokelat terang.

"Nghhh ... Jaemin." Renjun mengigau. "Jangan pergi."

Suara geledek terdengar menggelegar setelah Renjun mengigaukan nama itu. Hanya satu kali tapi dalam gemuruh hati Sungchan yang sudah tertelan rasa cemburu, suara itu menggelegar berkali-kali. Seolah memenuhi seluruh penjuru rumah.

Dia menghentikan belaian tangannya pada pipi Renjun dan berbalik mendekatkan tubuh bagian depan mereka, mengikis jarak semakin tipis. Tangannya lihai membuka kancing piyama Renjun, mendapati lebih banyak kissmark dan love bites dari Jaemin menghiasi lekuk tubuh tunangannya.

Mungkin kelak suatu saat, suatu hari, pada saat yang begitu membahagiakan, Renjun bisa memandangnya sebagai orang yang benar-benar mencintai dokter spesialis itu tanpa pamrih. Tapi sepertinya harapan Sungchan terlalu naif. Cinta memang tidak bisa dipaksakan sekuat apapun dia berusaha.

Nama Jaemin akan terus Sungchan ingat. Jika mereka mendapat kesempatan untuk bertemu nantinya, Sungchan ingin sekali tahu bagaimana rupa lelaki yang sudah membuat Renjun begitu tergila-gila hingga tak mempedulikan perasaan tunangannya sendiri.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Son ✦ JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang