80. Awal kebahagiaan.

223 14 2
                                    

Kamu akan menyesal. Dan disaat hal itu tiba. Kau sudah benar-benar terlambat.




"Maafkan ayah rosie. Maafkan ayah. Tolong jangan benci ayah"

Roseanne hanya diam bersandar pada sandaran kursi. Kedua tangannya bersedekap. Terlihat sekali aura dingin dan kejam dari dirinya. Sedangkan ayahnya masih menunduk dalam tangis. Saat ini ia benar-benar merasa bersalah pada kedua putri kandungnya itu.

"Saya tidak pernah mempercayai kata maaf.. sebab kata itu hanya akan melemahkan saya."

Gadis itu bangkit dari tempat duduknya. Bersiap untuk pergi. "Satu hal yang harus anda tahu. Cepat atau lambat, anda akan membayar semua yang telah anda lakukan pada kami. Sembari menunggu karma itu datang, saya harap anda akan hidup dalam penyesalan tak berujung. Selamat tinggal."

Setelah membenarkan kacamata hitamnya. Roseanne bergegas pergi dari tempat itu. Meninggalkan ayahnya yang masih kalut dengan penyesalan.















Disisi lain, Chaeyoung kini sudah berkumpul dengan ibu kandungnya. Beberapa hari tinggal bersama orang yang sangat ia sayangi membuat hari-hari chaeyoung begitu indah dan menyenangkan.

Berbeda sekali dengan roseanne yang berada dalam kerumitan.. chaeyoung terlihat seperti hidup tanpa beban sekarang...

Seperti hari ini, Chaeyoung bersama ibu kandungnya berjalan-jalan santai di dekat area sungai diarea rumah sakit.

Dengan mendorong kursi roda, beberapa kali chaeyoung terlihat tersenyum lebar saat memandangi sungai disebelahnya.

"Rosie berhenti nak." ucapnya.

Chaeyoung menghentikan langkahnya kemudian berjongkok didepan kursi roda ibunya.

Senyum simpul gadis itu merekah menatap ibunya yang kini sudah semakin membaik. Ada rasa bahagia di hatinya sekarang. Yah walaupun dimata ibunya dia adalah roseanne... Namun ia tetap bersyukur. Setidaknya ia bisa berada disamping ibunya.

"Ada apa ma?" tanya chaeyoung.

Wanita itu menatap kearah sekeliling. Pemandangan alam yang masih asri dan udara segar ditepi sungai... Membuat Yoona begitu merasa nyaman.

"Mama ingin disini sebentar. Bisakah?"

Chaeyoung mengangguk. Diputarnya arah kursi roda mamanya menghadap kearah sungai yang begitu jernih dan tenang. Sedang chaeyoung tetap berjongkok di samping kursi roda mamanya.

"Mama jadi teringat waktu mama dan papamu masih muda. Kami sangat senang sekali pergi ke taman seperti ini." ucapnya.

"Benarkah?"

Yoona mengangguk sekilas. "Ya... Dan mama menyesalinya."

Seketika senyum chaeyoung memudar setelah mendengar apa yang diucapkan oleh mamanya. Yah.. selalu seperti ini. Ketika mamanya mengingat sedikit saja tentang ayahnya... Wanita itu pasti akan merasa sangat bersalah dan menangis.

Sebegitu hancurnya hati wanita itu. Bahkan hingga dia bangun dari koma yang cukup lamapun... Beliau masih tetap mengingatnya.

Mungkin hal ini juga yang mendorong roseanne bersusah payah ingin membalas ayahnya. Setiap hari bersama dengan mamanya. Pasti sudah hampir ribuan kali gadis itu mendengar ucapan penuh penyesalan dan kehancuran dari mamanya.

"Ma..."

Chaeyoung mengusap punggung wanita itu dengan begitu lembut. Sejujurnya, chaeyoung tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Dalam benaknya ia berfikir... Ketika seperti ini... Bagaimana cara roseanne menenangkan mamanya?

POWER of DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang