New Friend

14 2 1
                                    

waktu itu adalah waktu yang spesial. waktu itu aku bertemu seseorang, yang secara tidak sengaja merubah hidupku.
waktu dimana aku berpindah. dari sekolah yang kucintai, ketempat yang sama sekali asing bagiku. Ketika umurku masih 9 tahun.

"Adik adik, selamat pagi. hari ini kakak akan memperkenalkan mirid baru."
seisi kelas berbisik bisik. siapa? dari mana? cewek ? yah sayang sekali. dan seterusnya.
perlahan aku memasuki kelas yang terbuka tanpa dinding yang masih terus berbisik bisik.

"Siapa namanya?" Tanya ibu guru yang dipanggil kakak itu dengan ramah.
"Luna Delivia" Kataku yang lebih mirip suara mencicit.
"siapa?" Tanya kakak itu lagi. aku menjawab sedikit lebih keras, "Luna Delivia."

Nah teman teman ini namanya Luna Delivia, ada yang mau bertanya?
seisi kelas hening. semua mata tertuju padaku seakan hendak bertanya tapi tak ingin bertanya didepan guru mereka.

"Luna disini guru guru dipanggilnya kakak. dan kamu duduknya disebelah Riani ya." Kata guru ramah itu. aku hanya mengangguk dan berjalan diiringi tatapan seisi kelas.  

Tanpa suara aku duduk dilantai kelas. iya disini kelasnya lesehan alias nggak pake kursi, hanya ada meja rendah panjang untuk menulis.

Orang yang disebut riani tadi tidak menyapaku dan malah berbisik bisik dengan teman sebelahnya sambil melirik ku. lirikan yang kentara sekali. hanya aku pura pura tidak melihatnya.

Bel istirahat berbunyi. saat aku sibuk dengan bukuku ada dua anak perempuan yang mendekatiku. Yang satu sepertinya lebih pendek dariku.

"Hai aku Cecilia ini Hira, kamu bisa panggil aku Cecil."
Hai kataku dengan suara yang hampir tidak terdengar.
"Kamu bawa bekal?" Tanya Cecil.
Aku mengangguk kecil.
"Makan bareng kami yuk" ajak cecil.
Aku mengangguk lagi dan mengambil bekal dari dalam tas.

Sepanjang istirahat aku banyak diajak mengobrol oleh Cecil dan Hira. Aku hanya mengangguk dan menggeleng sambil tersenyum. aku terlalu malu untuk ikut dalam percakapan.

sampai bel tanda akhir istirahat aku hanya diam  mendengarkan apa yang diceritakan cecil sambil mengangguk atau menggeleng saat ditanya.
aku tidak heran jika mereka meninggalkanku karena aku membosankan. disekolahku yang lama juga begitu. hanya ada dua teman yang akrab denganku.

jadi hingga bel pulang berbunyi ternyata Cecil dan Hira masih tahan dengan diamku. sepanjang istirahat kedua aku diajak untuk bermain dengan ketiga anak perempuan yang lain. mereka juga pendiam. tapi mereka mau mau saja bermain dengan Cecil. baru kusadari ditengah permainan Cecil dan Hira ternyata seperti atasan mereka. mereka melakukan apapun yang diminta Cecil atau pun Hira. mengambilkan sepatu, mengambilkan tas, dan menyuruh mereka untuk mengambilkan tasku juga. kusadari ada sekilas  lirikan tak suka dari Amelia. tapi ia langsung memalingkan muka saat kutatap matanya.

saat aku dalam perjalanan pulang aku telah merasa menemukan teman baru. teman yang aku tak ingin kehilangan mereka.

hingga tiba dirumah aku masih memikirkan Cecil dan Hira. malamnya aku memutuskan untuk menulis diary.

dear lily,
aku hari ini ketemu teman baru disekolah namanya cecil dan hira. mereka nggak bosan denganku walau aku hanya diam saja. mungkin besok aku harus mencoba untuk lebih ceria dan tidak malu. tapi tadi salah satu teman sekelasku yang bernama amelia sempat melirikku dengan lirikan tidak suka. kenapa ya ly?

aku akhirnya tertidur dengan diary terbuka.

esok pagi dengan bersemangat aku berangkat sekolah dengan motivasi baru. mengajak bicara Cecil, Hira, Riani dan lainnya. sesampainya digebang sekolah aku melihat Riani turun dari motor bersama adiknya. aku kemudian menyapa Riani.

hai kataku pelan. entah dia tidak mendengar atau pura pura tidak mendengar, dia bersama adiknya pergi meninggalkanku digerbang.

Tahu tahu ada yang menepuk pundakku. "Selamat pagi Luna." sapanya dengan senyum secerah matahari pagi.
aku balas tersenyum. "Pagi Hira." kataku tentu dengan suara pelan. tapi Hira mendengarnya dan menggandeng tanganku.
"kita taruh tas dan tunggu  Cecil yuk."
aku mengangguk. dan berlari kecil mengikuti hira.
setelah meletakkan tas dan berbalik hendak menuju gerbang. ternyata Cecil sudah datang dan berlari menghampiri kami.
"haii teman teman maaf aku terlambat. tadi aku bangun kesiangan soalnya."

"Untung dateng sebelum bel masuk Cil kalo enggak disuruh nyapu kantor guru kamu."
mereka tertawa dan aku hanya tersenyum. merasa terasing tentu saja. dari cerita Cecil kemarin mereka sudak berteman sejak tk. wajar lah jika aku yang baru bertemu dengan mereka merasa terasing.

"eh, aku mau bayar uang katering temenin yuk." ajakan Hira membuatku tersadar dari lamunanku. "Yuk kata Cecil. ayo kamu ikut juga Lun." Aku menurut saja ditarik keruang guru. Tiba tiba, duk. Aku menabrak seseorang. Aku panik.
"Amelia kamu nggak papa?"

"Duh kalo jalan hati hati dong, bajuku kotor kan jadinya." Amelia berkata setengah membentak dan mau menangis.
aku membeku, terkejut karena dibentak oleh Amelia.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Magical FriendWhere stories live. Discover now