14

3K 543 20
                                    

Ray melihat Venya yang sedang berada di dalam dekapannya. Venya terlihat cantik saat tertidur seperti ini. Tidak ada yang mereka lakukan semalam hanya berciuman mesra yang berakhir Venya tertidur di dalam dekapannya.

Ray kembali mengecup kening Venya lembut. Ray juga menyentuh perut Venya dan mengucapkan selamat pagi kepada anaknya.

Venya menguap dan perlahan membuka matanya. Tidurnya semalam sangat nyenyak karena Ray yang sedang mendekapnya. Tidak perlu menyemprotkan parfum dan memakai pakaian Ray.

"Aku suka wangi ini" Ucap Venya

"Kau  menyukai wangiku?" Tanya Ray.

"Ehmm, lebih tepatnya anak ini" Ucap Venya lagi.

"Oke baiklah sayang, bangunlah. Kau bisa mandi air hangat dan setelah itu kita sarapan. Kita akan berkeliling di sekitar rumah ini. Akan sangat menyenangkan" Ucap Ray

"Aku tidak membawa pakaianku" Ucap Venya.

"Aku sudah menyiapkannya, bersiaplah" Ucap Ray.

Ray bangun dan keluar dari kamar. Venya masih diam belum beranjak bangun. Dia bingung dengan semua ini. Harusnya dia masih marah pada Ray tapi sekarang dia malah bersama Ray dan akan menghabiskan waktu bersama Ray.

Venya melihat ke arah perutnya yang masih datar.
"Apa ini keinginanmu nak" Ucap Venya lebih kepada dirinya sendiri. Venya bangun dan segera membersihkan dirinya.

Venya mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah disiapkan oleh Ray untuknya. Wangi roti bakar menyambut Venya saat dia keluar dari kamar. Ray membuatkan roti bakar seperti yang biasa dia makan di Indonesia.

"Baunya harum, aku lapar" Ucap Venya

"Habiskan sarapanmu, aku akan bersiap dan setelah itu kita akan berkeliling di sekitar sini" Ucap Ray.

Venya menikmati sarapannya dan saat itu dia melihat ke arah luar. Venya berjalan menuju ke belakang rumah dimana ada danau di sana. Tadi malam Venya tidak bisa melihat dengan jelas danau ini karena suasana yang gelap.

Danau itu sangat luas dan warna airnya gelap seolah menyimpan banyak misteri. Venya berjalan mendekati danau tapi dia malah merasa takut. Danau ini terlihat sangat dalam dan Venya jadi mengingat film-film horor yang biasa dia tonton.

Venya menjerit histeris ketakutan sambil menangis. Ray yang mendengar itu secepat kilat keluar dari kamar mencari Venya sambil membawa senjatanya.

Ray dapat melihat anggota Hunter Smith yang berusaha mendekat tapi Ray menahan mereka dengan memberikan kode.

"Ada apa sayang?" Tanya Ray sambil dia memeluk Venya.

"Aku takut Ray" Ucap Venya
"Apa yang kau takutkan?" Tanya Ray.

"Danau ini terlihat menyeramkan, ada monster di dalamnya atau mungkin jasad seseorang" Ucap Venya panik.

"Kenapa kau bisa berbicara seperti itu?".

"Di film yang aku tonton biasa seperti itu Ray, aku takut dan kau jangan tidak mempercayainya" Ucap Venya.

"Tidak ada hal seperti itu sayang, percayalah padaku" Ucap Ray

"Bagaimana bisa kau bilang tidak ada?".

"Karena aku hafal tempat ini, sebagian waktuku ada di tempat ini" Ucap Ray lagi.

Venya diam dan akhirnya dia bisa tenang. Ray membawanya kembali ke dalam rumah. Ray mengelus lembut rambut Venya.

"Jangan khawatir, tidak hal seperti yang kau khawatirkan di sini. Kalaupun ada, aku akan menjagamu Venya dengan nyawaku" Ucap Ray.

RAY (Smith Family)Where stories live. Discover now