levi sunrise attack !

89 6 3
                                    

Eren berlari sambil menggendong tas biru tua nya, menerobos beberapa siswa yang sejalur dengan arah larinya. Sol sepatu telah menjadi tipis dan membuat sepatu nya nampak buruk. Dapat di sebut sangat kusam sebab Eren tak mencuci nya sejak dua bulan lalu.

“Armin!” teriak nya dari depan gerbang.

Eren menghampiri si surai jamur dengan tergesa, senyum sejuta watt ia pancarkan dengan suka cita. “Selamat pagi!” sapa nya.

Armin memelankan langkah, menyamai langkah Eren yang baru datang menghampiri nya. Ia tersenyum kecil, “Pagi, ada apa?” tanya nya tanpa minat.

Si manis bersurai coklat terkekeh, memutari tubuh Armin yang lebih pendek dari nya. “Pemarah seperti biasa.”

Pipi Armin bersemu, “Aku bukan—”

“Tapi tetap manis seperti biasa!” sela Eren sambil tersenyum. Armin merengut, bibir nya mengerucut lucu.

“Apa sih maksudmu?” tanya Armin.

Tak merespon, Eren berhenti melangkah. Senyum sejuta watt nya telah bertambah lebar mungkin 2 kali lipat. Armin yang menemukan Eren tak lagi di samping nya menoleh, memiringkan kepala dan bertanya “Ada apa, Eren?”

Pandangan Eren menjadi blur, dunia berubah keunguan dan ada filter pengubah manusia menjadi orang-orangan sawah di imajinasi nya.

Ia melangkah cepat ke arah Armin, “Maaf! Tolong jaga tasku, ya!” pinta Eren. Armin terdiam, menatap tak percaya pada teman dekat nya itu.

“Jangan bilang...”

Suara Armin tak lagi terdengar di telinga Eren, ia sibuk menguntit lelaki tampan dengan surai sewarna gagak.

Eren mengendap-endap, memperlambat langkah dan mulai melepas sepatu nya di area jalan masuk lobi sekolah. Filter orang-orangan sawah masih terpasang di kepala nya, membantu nya menganggap dunia tak lebih dari ia dan sang pujaan.

“Kakakku menyebalkan.”

Suara berat si tampan dengan sangat sopan mampir ke telinga nya, nampak dari posisi Eren bahwa ia sedang mengobrol dengan seseorang di depan sana.

“Sungguh?” timpal lawan bicara si surai kelam.

Dengan kecepatan kilat dan tekad kuat, Eren berlari dan lalu memutar badan. Memposisikan bokong sintal nya agar menubruk pas pada bokong sang pujaan. Ia melompat lalu duk!, Eren adu bokong dengan lelaki tampan favorit nya.

Levi —si tampan itu— meringis, badan nya terdorong kedepan sampai tas yang ia bawa terlempar ke samping. Mata nya melebar sekejap, namun ia berhasil mendarat dengan baik dan tetap memasang wajah datar seperti biasa nya.

Ia menghela napas, balik badan dan menunduk untuk mengambil kembali tas nya yang terjatuh ke tanah. Melirik sekilas ke arah Eren yang bahagia luar biasa dan memancarkan aura paling ceria satu dunia.

“Berhasil!” teriak Eren. Tangan nya sejajar didepan dada bergaya seolah menyalurkan energi.

“Levi...” lalu menarik nya ke samping dan ke atas— “Sunrise...” mengarah ke matahari dan puk! “Attack!” ia menampar pelan bokong nya sendiri.

Levi menghela napas, “Serius, hentikanlah.” pinta nya sambil berjalan tanpa menoleh pada Eren.

Eren tersenyum, membuka tangan lebar memberi gestur minta di peluk.
“Itu ekspresi cinta!” ucap nya.

Armin yang sedari tadi memperhatikan ikut malu, membantu memungut sepatu Eren yang ditinggalkan sang pemilik dan memukul kepala Eren dari belakang dengan tas biru tua.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Apr 09, 2021 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

A Whisker Away [Riren]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz