Bright Side

2.8K 317 42
                                    

BRAK!!!!

"Ibuuuuu...." Teriak seorang anak di seberang jalan, melihat tubuh ibunya terpelanting jauh.

Anak laki-laki 12 tahun itu menghampiri tubuh ibunya. Banyak darah mengalir di aspal bercampur air hujan.

"Hu-bu-ngi ambu-...blerg!" Si ibu mengeluarkan darah segar dari mulutnya.

"Ibu... Huhu... Ibu..." Si anak mengeluarkan ponsel ibunya yang sudah retak tapi masih bisa menyala dan menekan nomor darurat. "Tolong... Ibuku hiks... Ibuku..."

"Tanya ibumu, bagian mana yang sakit? Kita berikan pertolongan pertama sebelum ambulans datang."

"Ibuku... Gak bisa merasakan sakit pak! Tolong ibuku..." Si anak menangis sejadi-jadinya.

"Apa? Kami segera datang." Si anak langsung melempar ponselnya dan langsung fokus pada ibunya.

"Ibu... Ibu..."

"Bright... Jelaskan hah... kondisi ibu dengan skala analog visual hah..."

"Ibu... Hiks patah tulang majemuk huhu patah tulang panggul, perdarahan hebat dan hipotermi."

Si anak terus menangis disamping ibunya sedangkan si ibu tersenyum bangga sambil mengatur nafas yang mulai berat.

"Di kasus ini, VAS 9,10,11 huhu..."

"Be-nar sekali uhuk... Begitulah ibu mengajarimu"

Badan si ibu gemetar hebat, sedangkan si anak berusaha menghentikan pendarahan dengan menekan lukanya sambil menangis sesenggukan.

Nafas si ibu berhenti dan si anak menangis sambil mengguncang tubuh ibunya.

"Haaah" aku langsung mengangkat kepalaku. Mimpi ini seperti ingatan yang terus berulang di kepalaku. Mereka gak bisa berhenti memutarnya. Membuat rasa bersalahku karena gak bisa menyelamatkan ibu.

"Bright... Kenapa? Mimpi itu lagi?" Mike menghampiriku mungkin hanya dia yang sangat khawatir dengan kondisiku. Teman baik yang sejak lebih dari 2 Minggu lalu menemaniku di rumah sakit ini.

Aku hanya mengangguk dan mengatur nafasku.

"Mungkin dia kangen padamu."

Sepertinya iya. Aku gak mengunjunginya selama 2 Minggu ini. Setelah ini aku akan mengunjunginya bersama Win dan anakku.

Ibuku sudah lebih dari 10 tahun berada di rumah sakit. Aku berusaha membuat sehat kembali. Tapi, ibu bahkan gak bisa bernapas tanpa alat bantu. Aku hanya ingin melihat ibu ada di dunia ini bersamaku.

Mendengar Win hamil, ada rasa yang sangat menyesakkan di hatiku. Rasa khawatir dan takut. Bukannya aku gak mau bertanggung jawab.

Penyakit CIPA yang ada di tubuh ku ini berasal dari ibu. Kelainan pada syaraf di otak yang bisa di wariskan pada keturunannya. Ya ini kelainan genetik.

Aku takut anakku nanti menderita seperti ku juga. Aku takut dia menjadi monster sepertiku. Aku hanya takut Win gak bisa menerimanya nanti. Karena aku.

Last OmegaWhere stories live. Discover now