Playlist 12 : Terpenjara Rasa

363 72 22
                                    

Hari itu juga pertemananku dengannya resmi berakhir. Selanjutnya dia memperlakukan seperti orang yang paling dia benci di dunia.

___

“Parah emang si Mala, masa ngestempel sampe bisa kebalik sih. Mana di depan Pak Gunawan lagi.” Blenda tertawa. Sejak satu jam lalu dia mendominasi percakapan. Membahas topik yang sama sekali tidak aku mengerti, seolah dia memang sengaja menciptakan obrolan itu hanya untuk dirinya dan Danu.

Malam sabtu yang semula kutunggu-tunggu, justru kini ingin cepat kuakhiri. Karena siapa sangka Blenda akan ikut dan mengacaukan mood-ku. Entah kenapa rasanya menyebalkan melihat keakraban mereka. Padahal aku tidak punya alasan untuk merasa sebal.

Aku diam pura-pura sibuk dengan ponsel, padahal aku hanya melihat-lihat linimasa instagram tanpa minat.

Ketika malam semakin larut, kami memutuskan untuk pulang dan tanpa ada kesempatan ngobrol berdua dengan Danu, kami berpisah di parkiran sebab aku pulang bersama Blenda.

Sungguh malam yang membosankan.

“Lo deket banget sama Danu ya Na?” Di perjalanan Blenda bertanya, tapi aku pura-pura tidak mendengar.

“Nares woy!”

“Apa?”

“Lo deket banget ya sama Danu?” Dia mengulang pertanyaannya.

“Nggak tau, tapi sejauh ini Danu  satu-satunya temen cowok gue di sini.”

“Serius? Jangan bilang dia cowok yang waktu itu jalan sama lo?”

“Iya.” Jawabanku berhasil membuat Blenda terkejut hingga mengerem motornya mendadak. Aku terhuyung sebelum menabrak punggungnya.

“Sori sori,” ujarnya sebelum menjalankan kembali benda roda dua itu.

“Wah nggak nyangka ya?”

“Apa?”

“Kita bisa suka sama cowok yang sama. Udah kaya di film-film.”

“Gue gak ada bilang gue suka Danu.”

“Lho, emang lo gak suka?” Aku diam. Otakku tidak punya jawaban untuk menanggapi pertanyaan Blenda. Dibilang gak suka ya nggak, dibilang suka juga kok tidak meyakinkan.

Sejauh ini aku tidak punya pengalaman jatuh cinta pada figur nyata seorang manusia yang benar-benar aku kenal. Cinta pertamaku adalah Uchiha Sasuke. Mahluk dua dimensi yang diciptakan Masashi Kishimoto belasan tahun yang lalu. Kemudian saat SMA aku jatuh cinta pada sosok Kise Ryouta dan bertahan sampai sekarang.

Aku tidak pernah mengijinkan hatiku berlabuh pada seseorang. Meski dulu aku sempat menjalin hubungan bersama salah satu teman ketika SMA, tapi rasanya aku tidak pernah merasa sebahagia ketika aku menonton pacar beda dimensiku lewat layar laptop.

Alhasil hubungan kami hanya bertahan satu bulan lebih beberapa hari. Dia menyerah menghadapi sifat cuek yang sudah mendarah daging pada diriku, padahal sebetulnya bukan semua salahku. Dianya saja yang kurang asik hingga tidak bisa membuatku sedikit tertarik padanya.

Dia hanyalah cowok seperti kebanyakan cowok seusianya yang ingin memarken cewek pada teman-teman tongkrongannya. Dia cowok yang doyan kelayapan—sangat tidak cocok dengan aku yang lebih suka rebahan di kamar ditemani kue buatan Ibu juga para ikemen dua dimensi.

Jadi, keputusan mengakhiri hubungan kami adalah yang terbaik meski sebenarnya aku yang diputusin dengan alasan dia sudah jenuh. Berminggu-minggu kemudian aku dengar dia jadian dengan salah satu teman kelasku.

Playlist: End to Start [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora