02. 👻

48 8 0
                                    

⚠️ horor // murder // blood ⚠️
   
  
  

Malam ini, dewi malam terlihat begitu cantik. Cahaya yang terpancar begitu menenangkan. Titik-titik cahaya kecil menyebar indah pada langit yang gelap.

Makan malam sudah berakhir 48 menit yang lalu. Kegiatan masing-masing manusia di rumah ini berpencar ke seluruh penjuru rumah.

Ada yang bersantai di halaman depan rumah sambil menyeruput kopi, seperti para abang tetua disini, Dirga, Jeffrey, Tama, Kunta dan Yuda.

Menonton kartun kesukaan spons hijau neon di ruang TV seperti Grisha, Winda, Chandra, dan Cakra.

Ada juga yang berisik karena asik bermain game. Siapa lagi kalau bukan Aji, Jevano, Jaenan, dan Ale.

Rendy yang sedari tadi menggambar di iPadnya saja jadi terganggu karena ulah mereka.

"Hehh lo pada bisa diem nggak sih, anjir?!!"

Empu yang dituju hanya tetap fokus pada game masing-masing, tak menghiraukan apa yang Rendy katakan.

"Huhhhh?!!!" Rendy mendengus kesal, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.

Langkah kakinya terhenti, ketika kedua netranya tak sengaja melihat Nata yang berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang.

"Ngapain tuh anak?" tanyanya pada diri sendiri, meskipun tahu tidak akan ada yang menjawab.

Aji sudah game over dari gamenya, bersamaan dengan perginya Rendy. Aji yang menyadari kepergian Rendy, langsung teringat dengan sesuatu. Segera ia melihat jam yang ada di ponselnya. Jam 7 lewat 58 menit, artinya sebentar lagi Nata dan Arin akan bertemu.

Ya, Aji tahu soal pertemuan Nata dan Arin sore tadi. Ia tak sengaja mendengar apa yang mereka berdua bicarakan. Niatnya bersantai di teras rumah harus ia urungkan, dan mendengarkan apa yang Nata dan Arin bicarakan. Meskipun menguping adalah perilaku tak sopan, tetapi lebih berbahaya jika hal tidak diinginkan malah dibiarkan.

Aji juga tahu bahwa perempuan yang ia lihat tadi pagi bersama Rendy dan Jevano itu adalah Arin. Hanya saja di depan Nata, Arin seperti manusia biasa.

Lain lagi jika Aji, Rendy, dan Jevano yang melihat. Sungguh menyeramkan, luka lebam dan darah masih terlihat jelas. Siapapun yang melihatnya pasti akan merasa takut dan mual.

Aji pun bangkit dari duduknya, berjalan menuju pintu belakang dengan santai. Agar tidak ada yang curiga dengannya.

Netra Aji menangkap keberadaan Rendy yang masih berdiri di samping tangga. Mencari di mana arah kedua netra Rendy. Ya, ternyata netra keduanya sedang menangkap keberadaan Nata. Berjalan pelan dan hati-hati menuju pintu belakang.

"Ren!" panggil Aji sembari menepuk pundak Rendy.

"Astaga, ngagetin aja lo!!"

"Hehehe sorry." 😁✌️ "Ehh iya, ikutin Nata tuh takut ada yang aneh-aneh ntar pas dia ketemu Arin. Awasin aja dulu, ntar kalo ada apa-apa langsung samperin!"

Rendy dibuat bingung dengan Aji, sebenarnya apa yang akan terjadi? "Hahh? Ar-? Arin? Siapa? Emang temen kita ada yang namanya Arin?"

Holiday Nightmare [TAMAT]✔️Where stories live. Discover now