Epilog: The Smith

2.1K 206 41
                                    

Lima bulan telah berlalu, dan kehidupan di Paradis kembali tenang. (Y/N) dan Erwin telah sepakat meninggalkan Militer, menjalankan kehidupan normal seperti yang mereka impikan sejak dulu.

Tidak ada lagi Dinding yang membatasi kehidupan manusia dengan dunia luar. Kebebasan telah terwujud, Paradis telah merdeka. Tugas mereka telah usai.

Berdiri berjajar dan bergandengan tangan sambil bertukar pandang, mereka tersenyum. Lalu, berupa sedikit kejutan, Erwin memeluk wanita itu.

"Untuk apa?" (Y/N) menahan tawanya yang nyaris tumpah melihat wajah Erwin yang memerah. Tingkahnya yang terkadang manja seperti anak-anak itu membuatnya gemas.

"Anak kedua. Kedengarannya bagus."

"Kau ini.." Gumamnya sambil memandangi danau.

"Aku hanya bercanda, kok." Erwin menggigit bibirnya, tampak sendu. "Aku mengerti."

Tatapan Erwin jatuh ke tangan (Y/N) yang gemetar, dan dia menutupinya dengan tangannya, membiarkan kehangatan menjalari kulit wanita itu yang dingin.

"Nanti malam." Suara (Y/N) keluar dengan lembut, dan kini tangan Erwin berubah sedingin tangannya.

"Serius? Apa kau yakin?"

"Ya.. Kurasa aku lumayan rindu suasana rumah yang ribut."

"Sayang, aku menyayangimu."

"Aku yang paling menyayangimu, kau tahu itu, Erwin."

"Aku yang lebih mencintaimu."

"Kau keras kepala." Lirihnya ke bibir pria itu.

Mata Erwin begitu terang dan tajam. "Benar-benar seperti mimpi."

(Y/N) setengah mengira pria itu akan menggorok leher siapa pun yang berani mengganggu waktu mereka. "Ya."

"Aku tak akan kehilangan dirimu lagi."

I'll Remember You: Beginning of the EndWhere stories live. Discover now