aku meratapi begitu banyak dalam sepi
kala matahari tepat dibawah kaki
aku menyumpahi banyak garam kehidupan
kala penerangan dimatikan demi menghematrasanya begitu sunyi
entah hati atau suasana yang memang seperti ini
tapi pikiranku terus ramai
akan hal yang telah dan mungkin terjadiaku berpikir soal pilihan
yang kubuat dan yang kutahu orang lain juga pikirkan
hidup ternyata sesulit ini
seandainya tau, aku memilih tetap disurga lain kalifase dimana aku berada diujung jurang
katanya itu pendewasaan
bukan soal umur atau ukuran bajumu
ini soal harga diri dan ego yang diombang ambingaku bayang sebuah lingkaran
dimana semua orang terdekatku ikut serta
ah ada sosok wanita dan juga pria didalamnya
mungkin sosok pria yang berumur lebih tua sedikit pun berada di lingkaran yang samadua orang berkeriput itu aku kenal dari orok
satu pria lain juga
tapi satu pria itu berjalan keluar dari lingkaran
namun masih setia menggenggam tangan dua orang tua itu
ah, aku juga menggenggam tangan merekarasanya pening sekali
padahal hanya berdiam diri
aku juga ingin keluar dari lingkaran
tapi setiap aku mencoba
genggaman tangan itu semakin erat
dan terus bertambah eratbahkan sampai sampai tanganku seperti mati rasa.
23.28 WITA, Balikpapan 19 Januari 2021
Gerhana.
YOU ARE READING
Sajak Tak Berirama
PoetryIni bukan kata yang di untai menjadi sebuah cerita Ini hanya kata yang di simpul menjadi sebuah sajak tak berirama Zee~