Part 29

120 19 2
                                    

Selesai makan siang mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah .

" Apa apaan ini, kamu sengaja membohongi saya?" tanya Mita sinis.

" Tidak silahkan masuk,kita bicarakan ini secara kekeluargaan." jawab Kevin .

" Mama, ayo masuk, lihatlah kak Mila begitu bahagia bisa kembali ke sini." sahut Dilla berusaha meyakinkan Mita.

" Iya,ayo." ujar Mita tersenyum.

" Dimana mama?" tanya Mila saat memasuki rumah.

" Mama sedang keluar." jawab Kevin.

" Cukup basa-basi nya, langsung saja ke pokok masalahnya." sahut Mita.

" Baik, saya Kevin Adriansyah Wijaya bersedia memberikan hak waris  kepada Mila dan Dilla Adriana sebagai putri dari Bapak  Andre Wijaya yang merupakan saudara kembar dari bapak Adriansyah,hak itu berupa rumah, perusahaan, dan sebuah mobil." ujar Kevin.

" Hanya itu saja?" tanya Mita.

" Ya bu,apa masih kurang." sahut Kevin.

" Saya minta rincian harta keluarga Adriansyah." ujar Mita.

" Cukup hentikan semua pembicaraan ini, aku tidak butuh banyak harta tapi cinta dari keluarga." ucap Mila dengan mata berkaca-kaca.

" Sayang,maaf kalau pembicaraan ini membuat mu kecewa, aku hanya ingin menyelesaikan semua dengan baik." jawab Kevin berusaha menenangkan istrinya.

" Aku tidak ingin semuanya berakhir." sahut Mila menangis sambil memeluk suaminya erat.

" Sayang, tenangkan diri mu, semuanya akan baik-baik saja." jawab Kevin sambil mengusap rambut sang istri penuh cinta.

" Aku tidak mau kehilangan kamu. " sahut Mila semakin menangis histeris.

" Sayang dengarkan, aku tidak akan pernah meninggalkan mu, Kevin Adriansyah bisa menjadi siapapun bagi Mila Adriana kapanpun kau membutuhkan ku."ujar Kevin sambil menghapus air mata sang istri.

" Tapi mama?" tanya Mila sambil terisak.

" Tidak masalah sayang, kalau memang mama melarang,kita bisa bicara dengan bahasa kalbu karena hatiku masih ada bersama mu." jawab Kevin

" Hentikan drama ini, lanjutkan pembicaraan kita." sahut Mita.

" Pembicaraan apa yang kalian maksud?" tanya Marissa.

" Mama..." ucap Mila sambil berlari ke pelukan mertuanya.

"Apa kabar sayang?" tanya Marissa.

" Aku baik, mama aku kangen." sahut Mila kembali memeluk Marissa.

" Mama juga sayang." ujar Marissa tersenyum.

" Kevin mereka datang, jadi , apa keputusan mu sayang?" tanya Marissa.

" Aku siap memberikan hak mereka." jawab Kevin.

" Keputusan yang bagus,mama setuju." sahut Marissa.

" Aku tidak butuh hakku sebagai anak tapi yang aku butuhkan adalah hak sebagai istri." sahut Mila tegas.

" Hak itu sudah hilang seketika, saat kita mengetahui semua kebenaran."  ujar Mita.

" Maaf boleh saya bicara, daripada kita terus berdebat dan menyakiti perasaan anak-anak , coba ditanyakan kepada orang yang jauh lebih mengerti tentang hal ini." sahut Marissa.

" Untuk apalagi,apa anda sedang berusaha mempertahankan hubungan mereka?" tanya Mita.

" Saya hanya berusaha bersikap bijaksana, karena ini menyangkut kebahagiaan  anak-anak ." sahut Marissa.

TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang