Ristretto

605 118 15
                                    

Keduanya masih saling diam padahal mobil sudah melaju separuh jalan dari kediaman Bunda menuju apartemen Kevin.

Berkali-kali Clara menghela nafas sambil tangannya memijit pelipis dengan siku bertumpu pada jendela mobil.

Kevin sesekali memandang ke arah Clara dan menangkap keresahannya.

" Sori " Kevin akhirnya bersuara.
" Kamu nggak bilang aku dulu kalau mau sandiwara kayak gitu tadi. Aku kayak orang bodoh yang nggak tahu apa-apa "
" Sori "

Clara dan Kevin duduk berdua di hadapan Bunda Gita dan Ayah Rafi yang bersedakap.
Sebelum Clara meminta penjelasan pada Kevin mereka berdua sudah disidang duluan.

" Terus terang, sebenarnya Ayah dan Bunda sudah berencana membicarakan masalah ini dengan kalian "
Clara hanya menunduk.

Ayah Rafi tampak menghela nafas.
" Ayah dan Bunda pikir kalian tidak sepatutnya hidup dalam satu atap tanpa ikatan apapun "
Clara resah. Jangan bilang kalau Beliau berdua menginginkan dirinya dan Kevin menikah. Ya ampun. Kehidupan pernikahan dengan Kevin bukanlah impiannya. Tidak mau menggambarkan seandainya itu terjadi.

" Jadi, kalau kalian berdua ternyata sudah berencana menikah duluan kami malah mendukung "
" Om..." Clara bersuara. Buru-buru Kevin menyela.
" Yah, begini. Sebenarnya kami saat ini masih berteman saja. Maksud Kevin, Kevin mau mengenal Clara lebih dekat dan kalau cocok kemungkinan kami akan menikah "
Clara menoleh dengan cepat ke arah Kevin . Lantas terkejut karena telapak tangannya tiba-tiba diraih. Clara spontan menarik tangannya tapi tangan Kevin menggenggam lebih kuat. Sialan banget, kayaknya dari tadi Kevin mencari kesempatan untuk menyentuhnya.

" Beri kami waktu untuk memutuskan Yah, Bun "
" Semua ini bukan karena kamu tidak mau Bunda jodohkan kan, Kev ? " Bunda dengan tatapan menyelidiknya.
" Nggak Bun. Te..tentu saja tidak. Hampir dua bulan hidup satu atap membuat saya nyaman dengan Clara "

" Apakah kalian berbuat sesuatu yang dilarang agama?? " Ayah Rafi memicingkan matanya.

" Tidak Om "
" Tidak Yah.."
Bersamaan mereka berdua menjawab. Mereka berdua tidak mau Ayah Rafi dan Bunda Gita salah paham.

" Kami saat ini masih berteman dekat. Jadi beri kami waktu. Ya kan Clara "
Clara hanya diam tidak menjawab.

" Baiklah. Berteman tidak apa-apa. Namun seandainya keputusan kalian tidak menikah, Ayah ingin kalian tidak lagi hidup satu atap "

" Jadi kamu tiba - tiba bilang kalau aku calon istri itu karena nggak mau dijodohin? "
" Eum..ya bisa di bilang begitu "
Clara menggelengkan kepala sambil berdecak kesal. Apa sih ini namanya. Jadi tumbal atau apa. Apes banget.

Mobil berhenti dan parkir di basement.
Dengan kasar Clara membuka pintu mobil.

Kevin mensejajari langkah Clara yang menaiki lift.
" Kamu dengerin dulu alasanku "
Sedikit terengah mengejar karena Clara setengah berlari.

" Aku nggak suka dengan perempuan - perempuan yang dijodohin Bunda sama aku "
" Kamu tinggal bilang sama Tante Gita kalau nggak suka "

" Nggak semudah itu. Bunda akan terus-terusan nyariin aku jodoh kayak aku itu bujang nggak laku "
" Kenyataannya memang nggak laku - laku kan. Kenapa harus bawa-bawa aku ?!"

" Itu kan karena kamu yang ada di depanku "
" Seharusnya kamu nyewa cewek yang bisa diajak sandiwara "

" Tenang aja, semua bisa diatur. Kalau nggak jadi nikah kan juga nggak papa " Kevin melingkarkan lengannya pada leher Clara.
" Maksud kamu?? " Clara mendongak melotot sambil berusaha melepaskan lengan Kevin. Lancang banget megang- megang sesuka nya. Kevin malah sedetik terpesona dengan mata bulat Clara. Kok bisa sih matanya bagus gitu. Cantik.

" Ya memang cuma buat ngulur waktu aja sampai aku menemukan jodohku "
" Kalau Om dan Tante maksa gimana? Mereka terlanjur tahunya kamu mau nikahin aku " bahu Clara merosot. Apalah hidupnya ini kok gini banget nasibnya.

" Ya kita nikah "
Clara kembali berdecak.
" Segampang itu kamu ngomongin nikah ya?! Bahkan kamu nggak tanya dulu. Aku sudah punya pacar apa belum "
Tanpa menunggu respon Kevin, Clara menutup masuk ke dalam kamar lalu menutip pintu kamar dengan kasar. Hatinya luar biasa dongkol.

Membuka ponsel. Dilihatnya kembali pesan yang Atta kirim saat baru berangkat ke rumah Bunda Gita tadi.

" Cla..."
" Mau nggak jadi kekasihku? "

Dan terlajur dia balas,
" Ya...aku mau 😍 "






Tbc.

Sekali - kali pendek. Yang penting apdet 😬

Met Sabtu malam

❤neylan❤

a coffe Where stories live. Discover now