PROLOG

5.1K 577 19
                                    


"Peraturan yang pertama, jangan sampai identitas asli kita terbongkar."

"Kedua, Kita tak boleh sampai bertemu dengan diri kita yang ada disana."

"Ketiga, harus berbaur dan beradaptasi. Jangan menunjukkan gerak gerik yang mencurigakan."

"Keempat, Zav dan Rylan tak boleh menggunakan kekuatannya."

"Kelim-"

"EEH, TUNGGU!" Sela kedua lelaki bersamaan. "Kenapa begitu?!" tanya salah seorang lelaki yang bernama Rylan, mewakilkan temannya, Zav. Mereka tak terima atas peraturan yang sedang dibacakan seorang gadis bermata amber itu.

"SSSHH! Diam saja kalian berdua! Ayo lanjutkan, Kim!" ujar seorang perempuan berambut cokelat terang sebahu. 

Perempuan yang dipanggil 'Kim' itu mau tak mau menjelaskan dulu. Mengabaikan pertanyaan bukanlah kepribadiannya sama sekali. 

"Dimensi yang akan kita masuki akan berbeda dengan yang pernah kutinggali sebelumnya, jadi aku tak tahu bagaimana situasinya. Maka dari itu, untuk antisipasi, jangan gunakan kekuatan kalian sama sekali."

"Tapi untuk kekuatan yang bersifat 'tidak kelihatan', akan kuberikan sedikit kelonggaran." ujarnya, yang ditujukan untuk kedua teman perempuannya.

"Okayy!!" ujar kedua perempuan disitu kegirangan.

"Kenapa terdengar tidak adil, ya?" gumam Zav yang dibalas anggukan melas oleh Rylan.

 "Lalu apa yang terakhir, Kim?" ujar perempuan dengan rambut hitam bergelombang sepanjang pinggang.


"Kelima, jangan sampai berhubungan lebih dengan makhluk disana."


Sesaat setelah semua peraturan itu selesai dibacakan, perempuan yang dipanggil 'Kim' tadi, berjalan tiga langkah ke depan, sementara keempat temannya diam di tempat mereka, memperhatikan apa yang akan dilakukan perempuan itu.

Perempuan itu mengulurkan tangan kanannya ke depan, lalu menggambar sebuah lingkaran besar di udara dengan telunjuknya. Tiba-tiba, angin berhembus kencang, menerpa serpihan-serpihan bangunan yang sudah runtuh, mengusik rerumputan di atas tanah yang sudah tandus. 

Sunyi. Bumi memang sudah mati.

Karena itu, ini adalah saat yang tepat untuk kabur.

Tepat di hadapan kelima orang itu, sebuah lubang berwarna hitam berukuran kecil mulai tampak. Lubang itu terlalu gelap, sampai benar-benar tak terlihat apa yang ada di dalamnya. Perlahan, lubang yang mengambang di udara itu mulai membesar.

"K-kim..." ujar seorang perempuan dengan suara gemetar ketakutan.

"Tenang. Itu bukan blackhole." jawab Kim langsung, tanpa mengalihkan pandangan tajamnya pada lubang yang kian membesar itu.

Perempuan tadi berbisik pada lelaki di sebelahnya, "S-sebuah lubang hitam menyeramkan ada di depan mata... dan dia menyuruhku tenang?" bisiknya sangat pelan. Karena energinya juga sudah hilang, seketika tubuhnya lemas semua.

Beberapa detik kemudian, angin datang berhembus dari dalam lubang itu, seolah ada sebuah 'tempat' di dalam sana. Sekarang lubang itu sudah berukuran sebesar manusia. Benar. Sebesar manusia... tapi dikali lima.

Lama kelamaan, angin itu semakin kencang dan kasar menerpa kelima orang itu. Belum sempat ada yang mengeluh, lubang besar itu sudah mengeluarkan aura dan kilat-kilat kecil yang berwarna biru gelap. Cahaya pun mulai terlihat dari luar lubang itu, membuat seisi lubang itu terlihat oleh mata telanjang.

 Cahaya pun mulai terlihat dari luar lubang itu, membuat seisi lubang itu terlihat oleh mata telanjang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kimberly..." ujar Rylan dengan tatapan kosong. 

Ia termenung. 

Begitu juga dengan yang lain. Sorot mata mereka seperti ingin berteriak lalu lari menjauh, tapi kenyataannya, mereka diam di tempat. Tubuh mereka mematung.

Perempuan dengan manik amber itu tersenyum miring, menatap lubang besar itu dengan senyuman puas.

"Kalau takut, tinggalah di sini sampai mati. Tapi aku akan masuk ke lubang ini." 

Keempat orang itu menelan ludah, mereka takut. Tapi mereka tak mau ditinggal disana menunggu maut menjemput dengan sendirinya.

"S-sebenarnya itu apa?!" tanya seorang perempuan berambut hitam tadi dengan gemetar.

Kim menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. Berbeda dengan teman-temannya, ia merasa damai dengan pemandangan di depannya itu. 

Kimberly Fern, makhluk yang tiga per empatnya bukanlah manusia lagi. Sangat lebih dari itu.

Dia ialah... pemegang setengah rahasia terbesar alam semesta, yaitu...


Pengendali ruang dan waktu.





"Ini adalah... portal dimensi parallel."











Dari sinilah semuanya dimulai.

AGENT 2: The Parallel DimensionWhere stories live. Discover now