10'th🍀

956 110 47
                                    

Ingat! Komen dan vote itu wajib ya!
Warn! Typo!




...Big Boss...


Seongwoo berlari menyusul langkah Doyoung yang sudah lebih dahulu menuju kamar rawat yg ada diujung lorong. Di depan sana ada seorang bocah tengah berdiri menghadap kearah pintu ruangan tersebut.

"Doyoung.." nafas seongwoo terengah, ia lelah mengejar Doyoung yg langsung berlari keluar perusahaan saat sebuah telpon yg memberitahukan kalau adiknya sedang berada dirumah sakit.

Dibelakang seongwoo sendiri ada Daniel yg menyusul setelah memarkirkan mobilnya.

"Mark-" berseragam sekolah dengan noda darah dibagian pundaknya itu menoleh seketika. Ekspresi terlihat sangat merasa bersalah sekali. Detik itu juga bocah itu menangis sesenggukan.

"Kak, maafkan Mark. Maaf tidak menjaga haechan dengan benar. Se-seharusnya Mark memberitahu kakak kalau Haechan ada di flat Mark beberapa hari ini." Bocah itu terus menangis dan meminta maaf pada Doyoung.

"Ssstt! Tak apa Mark." Doyoung menarik bahunitu kedalam pelukan guna memenangkan bocah itu yg terus saja menangis. "Bagaimana dengan haechan? Apa parah?" Pertanyaan itu dilemparkan setelah Doyoung melepas pelukannya.

"A-aku meninggalkan haechan di taman untuk membeli beberapa camilan kak, saat aku kembali paman Kim sudah ada disana dan terus menarik haechan untuk pergi bersamanya. Haechan terus memberontak dan memukuli tangan paman Kim. Pria jahat itu marah dan kemudian menampar haechan dengan kuat, lalu mendorongnya dengan kuat. Aku sudah secepat mungkin berlari untuk menghentikan pria jahat itu kak, bahkan dia dengan tega menendang haechan yg sudah terjatuh mengabaikan teriakan ku kak. Saat aku sampai, haechan sudah tidak sadarkan diri de-dengan kep-kepala yg berdarah karna terbentur ayunan yg ada di taman kak. Maafkan aku kak.." Mark kembali tersedu dengan tangis yg tidak bisa dihentikan.

Kedua tangan Doyoung terkepal erat, matanya menyala merah sarat akan emosi yg sudah memuncak. "Akan ku bunuh tua Bangka bajingan keparat sialan itu!"

"Daniel sudah mengirimkan polisi untuk menangkapnya Doyoung-ah, tahan emosi mu. Jangan mengotori tanganmu untuk orang tidak berguna seperti itu. Haechan masih membutuhkanmu saat dia sadar nanti. Biarkan pengadilan yg akan menghukum bajingan itu."

Doyoung menghela napasnya dengan berat. Adik kecilnya yg malang, dia merasa gagal menjadi kakak untuk haechan, merasa gagal menjadi sosok pelindung untuk haechan.

"Aku ingin melihatnya, melihat adik kecilku yg nakal itu." Seongwoo mengangguk pelan, membiarkan Doyoung memasuki ruang rawat haechan. Ia tau betapa paniknya sahabat nya itu.

Seongwoo menoleh kearah Mark yg masih berdiri disana. "Sekarang kamu pulang dulu aja ya, bersihkan dirimu dulu. Baru datang lagi kemari, orang tuamu juga pasti khawatir saat tahu anaknya belum pulang. Daniel, tolong antarkan dia ya?" Daniel yg dipanggil pun tersentak kaget dengan mata yg mengerjap. Karna sejak tadi ia merasa diabaikan disini.

Daniel yg hendak menolak, tidak jadi saat melihat mata seongwoo yg melotot kearahnya dan itu terlihat menyeramkan, sungguh! Daniel tidak bohong.

"Baiklah. Ayo bocah." Daniel meringis pelan saat melihat gerakan bibir seongwoo yg seolah berkata "antarkan anak ini jika tidak ingin ku bunuh!"

Mark menggelengkan kepalanya pelan. Ia menyeka air matanya yg terus terusan mengalir menangisi haechan sejak tadi. "Tidak perlu paman, aku bisa pulang sendiri. Kak, katakan pada haechan kalau aku akan datang lagi jika dia sudah bangun nanti." Seongwoo mengangguk dan tersenyum lembut. Mengusap sebentar rambut bocah itu sebelum ia pergi dari sana.

BIG BOSS - OngNielWhere stories live. Discover now