12. Celah

699 143 11
                                    

"Deg-degan banget gue bro!"

"Anjir"

"Gue kaget woy"

Haechan menggebrak meja di cafe, mengagetkan ketiga temannya yang lagi mabar.

"Gue curhat dengerin kek." Seketika bibir Haechan menjadi cemberut begitu diabaikan Renjun, Jeno, dan Jaemin.

"Gue dengerin kok." Sahut Jeno.

"Eh, Yangyang ngechat gue mulu. Nanya kita ada ngumpul nggak, terus nanya ngumpul dimana. Gimana?" Jaemin sibuk melihat pop up notifikasi dan layar yang menampilkan game bersamaan.

"Gak usah dijawab, kan lagi ngomongin gebetan gue. Dia kan sepupunya Marry, ntar dicepuin gue."

"Yee, lanjutannya gimana? Jen, kill yang sebelah kiri Jen." Kali ini Renjun yang akhirnya bersuara.

"Gue confess lagi,"

"Halah.. ck, terus lo confess doang?" Jaemin yang kalah dengan game-nya, berakhir memilih mendengarkan curhatan Haechan.

"Yaaㅡ"

"Kalo lo confess mulu ga ditembak ya gak ada kemajuan bos!" Menyusul Jeno yang kalah hingga menyisakan Renjun yang main sendiri, padahal biasanya Renjun lebih cepat kalah. Mungkin dia latihan terus dan bisa tahan lebih lama daripada yang lain.

Nggak ada selang sepuluh detik, Renjun menyusul kekalahan Jeno. Gapapa, seenggaknya udah berusaha walaupun cuma game.

"Nah bener, confess doang berani, nembak enggak. Canda confess." Katanya tetap stay cool dibandingkan Jeno dan Jaemin ketika kalah tadi.

"Lo belajar darimana ngomong kek gitu? Gue gebuk juga lo."

"Wkwkwk lanjutin Njunnn"

"Awokwowkwk"

"Canda Chan, maap."

"Gue belum selesai ngomong juga," Kata Haechan membuat ketiga temannya itu mendengarkan cerita Haechan lebih seksama.

• • •

Hendery terbangun dari tidurnya, perlahan setelah bermimpi dirinya sendiri bersama seseorang.

Perempuan yang ada di mimpi Hendery terus mengganggu pikirannya, rasanya aneh. Ada perasaan bahagia, sedih, kehilangan, rindu jadi satu, nano-nano.

Dia mencocokan semua foto-foto yang ada di mejanya, sekilas mirip, tapi malah bikin dia tambah pusing.

Mamanya waktu itu pernah masuk ke kamarnya dan langsung mengambil foto-foto di mejanya Hendery, ngomongnya kelupaan, tapi Hendery nggak paham kenapa mamanya mau ngambil foto-fotonya. Untungnya Hendery bisa cegat mamanya dan bilang "Dery gapapa ma." Walaupun mamanya ragu dan tetap kekeuh buat ngambil foto-fotonya.

Satu hal yang pasti, dia ingat nama perempuan difoto itu, namanya Marry. Dia cuma bisa ingat nama panggilannya aja, tapi seenggaknya udah jadi clue buat dia.

Waktu Hendery pertama kali lihat Marry di Mcd bareng cowok yang dia nggak tahu itu siapa aja kagetnya bukan main. Soalnya dia yakin kalo perempuan itu yang ada di foto di kamarnya.

Diam-diam kalo ada kesempatan Hendery lihat ketemu Marry, kadang dia curi-curi pandangan. Kali aja bisa ingat seenggaknya secuil memori aja gapapa.

Sayangnya, kesempatan Hendery ketemu Marry aja kecil. Kecuali kalo Marry kemungkinan dekat sama cowok yang dia lihat di McD, mungkin kemungkinannya 'sedikit' lebih besar.

Kadang Hendery juga berpikir, misalnya dia dan Marry beneran ada hubungan, berarti sekarang secara nggak langsung, dia nyakitin hati perempuan itu. Tapi nggak bisa kalo dia tiba-tiba datang, apalagi dia pernah punya pacar lain walaupun  sekarang udah jadi mantan sih.

Andai hp-nya masih dalam keadaan aman, dia masih bisa lihat dari isi chat yang mungkin bisa kasih dia petunjuk lebih, tapi mungkin mamanya sengaja menghapus yang berhubungan dengan Marry supaya dia nggak merasa sakit. Dan tanpa Hendery ketahui, mamanya sudah memberitahu hal ini ke Marry, dan menyetujuinya.

Lagi-lagi, kelalaian mamanya, Hendery melihat following Instagramnya, dan dia menemukan akun yang dicurigai milik Marry.

Beberapa saat dia menimang-nimang. Lebih baik chat dan mengetahui hal-hal yang dia lupakan, atau membiarkan ingatan itu pergi dan menjalani hidup baru.

















ㅡㅡㅡㅡ
haechan confess doang atau nembak juga ga yaa🤔

BETWEEN US [COMEBACK SOON]Onde histórias criam vida. Descubra agora