Chapter 13 : Bola Putih Berbulu

14.2K 1.7K 33
                                    

New menatap Kongpop yang asik minum santai, merasa tak terganggu atas peristiwa yang terjadi beberapa saat lalu.

"Dia menemukanmu?" New merasa menatap heran pada Kongpop, seorang hunter menemukannya dan dia masih asik santai minum saat ini.

"Apa yang kau harapkan? Aku bersembunyi? Itu hal yang tak mungkin. Seorang Kongpop bersembunyi hanya karena ada hunter menemukanku, hahaha... New kau terlalu memandang randah pada diriku." Kongpop menjawab pertanyaan dari ekspresi wajah New.

"Dulu mungkin tidak, tapi sekarang kau punya hal yang harus kau lindungi." New menurunkan suaranya dan berbisik, "anak-anak dan istrimu."

Kongpop tersedak, sejak kapan title istri melekat pada manusia lemah itu. Kongpop membantah dengan tatapan matanya.

"Dia ibu anak-anakmu, secara otomatis dia adalah istrimu Kong."

"Istri adalah orang yang kucintai, bukan seseorang yang melahirkan anak-anakku. Itu ibu mereka tapi bukan istriku."

"Sama seperti Victoria." New berkata mendengus.

Kongpop tertawa kecil, "Ya. Kami hanya teman."

"Teman seks." New menyindir tapi itu tak berguna bagi Kongpop. Kongpop sama sekali tak marah, hanya tertawa senang mengejek New. Sejak dulu New tak berubah, selalu menjadi orang yang menjaga dirinya demi pasangan sejati. Tapi permasalahannya disini, setelah beratus-ratus tahun, seorang mate tak pernah muncul di hadapan New.

New tak pernah bosan menasehati Kongpop tentang cinta, "Jangan meremehkan perasaan seseorang Kong, saat kau menyadarinya, kau akan menyesal nanti. Meski Victoria menerima keadaan saat ini, tapi tak menutup kemungkinan ia tak akan terus menerimanya. Apalagi jika dia tahu tentang anak-anakmu dan begitu juga sebaliknya. Yang paling menderita nanti bukan kau atau anak-anakmu tapi manusia itu. Victoria tak akan melepaskannya."

"Berhenti mengomel New. Kau bukan wanita tapi kau cerewet sekali."

"Ini demi kebaikanmu!"

Kongpop mengangkat bahu tak peduli, membuat New semakin kesal. Tiba-tiba Kongpop teringat sesuatu, "New, jangan menyelidiki manusia itu, terutama jangan mendekati sekolahnya."

"Ada apa?"

"Manusia serigala ada disana."

New menjadi panik, "lalu bagaimana dengan manusia itu? Apakah mereka akan melukainya?"

Kongpop mencibir, "Mereka tak akan berani selama dia dalam pengawasanku."

"Kuharap begitu."

***

Arthit berlari mengejar sang pencuri, pencuri itu mengambil tas dari seorang nenek tepat di depan Arthit. Meski fisik Arthit bukanlah pria yang kuat tapi itu tak menutupi jiwa keadilan membela yang lebih lemah.

Pencuri itu berlari cepat tapi terkadang lambat, seperti menuntun Arthit ke suatu tempat. Tapi pikiran Arthit tak dapat mencernanya karena sibuk mengejar.

Arthit mengikuti pencuri itu sampai ke gang buntu, pencuri itu berhenti dan berbalik menatap Arthit seperti predator menatap mangsa.

"Manusia yang manis..."

Seketika Arthit merasa tak benar, rasa takut merebak dalam benaknya, ia ingin lari tapi kakinya menjadi lemah dan kaku. Sorotan mata pencuri itu juga menyeramkan dibalik matanya yang berubah merah.

"Cantik dan segar, darah yang manis..." pencuri itu dengan santai membuang tas hasil pencurian, berjalan menuju Arthit. Mulut Arthit terbuka ingin berteriak minta tolong tapi tak ada suara yang keluar.

Selangkah demi selangkah, pencuri itu mendekat. Pencuri itu sangat menikmati raut wajah ketakutan dari setiap mangsanya, jika mangsa itu memohon, tentu ia akan mendengarkan tangisan mereka yang menyedihkan, lalu memberi harapan dan menjatuhkannya. Ekspresi takut dan putus asa itu menjadi sebuah hiburan baginya.

Pencuri itu mengcengkram leher Arthit dan mengangkatnya tinggi, memberikan senyum yang tampan tapi terasa menyeramkan. "Apa permohonan terakhirmu?"

Arthit berkata dengan susah payah, "A-A-Apa kau akan me-meng-mengabulkan?"

"Tentu."

Pencuri itu bersemangat, hiburan akan segera tersajikan dihadapannya. Pemohonan ampun dan jerit tangis putus asa akan segera terdengar.

"Kau ini apa?"

Pencuri itu tercengang, manusia ini tidak memohon demi hidupnya tapi bertanya dia ini apa?

"Kau bertanya aku ini apa?" Pencuri itu mencengkram lebih erat hingga Arthit merasa sesak.

"Aku! Aku adalah vampire." Pencuri itu meraung marah, ia mendekatkan taringnya ke leher Arthit dan... BOOM!

Sebuah bola putih berbulu menerjang mengigit tangan pencuri itu hingga tangan pencuri menjatuhkan Arthit. Bola putih itu mengigit keras hingga pencuri itu berdarah.

Selagi bola putih berbulu bertarung dengan vampire, Arthit ingin kabur dari sana, dunia ini menjadi sangat aneh. Baru beberapa langkah lari, Arthit berhenti. Bola putih berbulu itu menyelamatkannya, ia tak bisa meninggalkan sang penyelamat menghadapi vampire sendirian.

Arthit berbalik, melirik kanan dan kiri mencari senjata, ada potongan kayu yang bisa ia gunakan untuk memukul. Ia membawa kayu itu dan mulai menyerang untuk membantu bola putih berbulu.

Bola putih berbulu itu bertarung dengan sangat sengit, tapi vampire itu lebih kuat dari bola putih berbulu. Arthit berlari memukul tapi diterbangkan oleh lambaian vampire hingga menabrak tembok.

Bola putih berbulu diinjak oleh vampire itu hingga hampir tak berdaya, Arthit menjadi sangat putus asa dan putus asa. Setelah vampire itu menyelesaikan dengan bola putih berbulu, pasti giliran Arthit untuk diselesaikan.

Dalam keadaan tak berdaya dan putus asa, sebuah suara renyah dan familiar terdengar di telinga Arthit.

"Mama butuh bantuan?"

03 April 2020

Zyzy :

Jreng... jreng...

Siapakah bola bulu putih ini?

24. Aku punya 7 anak VampireWhere stories live. Discover now