BAB 14

1.3K 176 19
                                    

THOR UPDATE KARENA LAGI HAPPY BANGET KONSER GULF SUKSES!!!😭💞

HAPPY READING !!!
.
.
.
.
.
.
Gulf hanya bisa tersenyum mendengarkan rekaman suara yang dikirim oleh Puifai.
Lagi pula, dari mana wanita ular ini tau nomor ponselnya?

Gulf memutuskan untuk tidak membalas pesan Puifai dan langsung memblokir nomornya.

Bercerai? Dari awal juga bukan Gulf yang bersikeras ingin menikah dengan Mew. Kenapa harus takut bercerai sedangkan hidupnya tidak lebih baik dari pada saat dia single dulu?

Ting Tong..

Ceklek..

"Hai dokter Singto!! Hai Phi Kit!! Aaa lama tidak bertemu" Sapa Gulf antusias ketika melihat sepasang kekasih itu menyambangi rumahnya.

"Haii anak tampan kesayanganku!!! Kau bertambah cantik, tapi kau begitu kurus dari terakhir kita bertemu! Ceritakan kenapa bisa begini?!"

Protes Kris yang hanya dibalas senyuman oleh Gulf. Sedangkan Singto menyaksikan interaksi pasien kesayangannya dan kekasihnya itu hanya bisa terkekeh

Gulf mempersilahkan tamunya untuk masuk dan segera membuatkan minum untuk mereka.
.
.
.
.
"Jadi.. ini bukan tentangmu tapi tentang ibumu?" Tanya Singto hati-hati. Karena dia percaya bahwa membahas keluarga lebih berat dibandigkan membahas diri sendiri.

"Benar. Ibuku menjadi aneh Phi.. saat aku berkunjung kerumahnya, ibuku seperti bahagia yang berlebihan saat melihatku. Bahkan dia mengelusi perutku terus menerus dan menanyakan prihal bayi"

Jelas Gulf kepada dokter yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri itu. Gulf sudah tidak dapat lagi menahan rasa penasarannya ada apa dengan ibunya.

"Bayi? Tidak ada yang salah dengan itu bukan? Tentu semua orang yang anaknya sudah menikah menginginkan seorang cucu kan?"

Kali ini Kris yang bertanya. Benar juga, apa yang salah jika orang tua meminta cucu? Tentu ini jauh dari kata 'aneh' yang disebutkan oleh Gulf tadi.

"Awalnya.. aku pikir semua masuk akal. Sampai ketika aku mengatakan bahwa aku belum hamil dan belum mating dengan P'Mew, ibuku marah besar. Tidak. Lebih terlihat seperti kesetanan. Dia bahkan mencengkramku begitu kuat. dan mengatakan bahwa.. bahwa.. dia menginginkan aku mengandung. Dia ingin anak... seorang anak. Bukan seorang cucu. Dia bilang aku egois jika belum juga hamil.. dia bilang dia.. dia akan mati saja jika aku belum juga mengandung"

Setelah Gulf menyelesaikan kalimat terakhirnya, secara otomatis kris menutup mulutnya karena sungguh dia terkejut. Sedangkan Singto menghela nafasnya gusar.
Akhirnya, apa yang Singto takutkan terjadi juga.

"Gulf.. kau pernah bertanya padaku kan, kenapa kau menjadi Omega sedangkan Orang Tuamu seorang Beta"

Singto melihat kearah Gulf yang mulai memucat. Gulf hanya mengangguk mengiyakan.

"Ini hanyalah analisisku.... tapi, aku rasa sebagian analisisku benar. Mmmm begini Gulf..."
.
.
.
.
Mew kembali ke apartmentnya. Sibuk mencari Gulf kesetiap sudut ruangan. Baru semalam dia menginap di tempat Puifai tapi rasanya begitu lama.

Sampai Mew menemukan Gulf sedang menghangatkan sesuatu di dapur.

"Sudah pulang?" Sapa Gulf yang memecah keheningan.

"Apa matamu sudah tidak dapat berfungsi dengan baik sekarang" Tanya Mew sarkas berharap Gulf akan balas mengatainya sehingga kecanggungan ini segera berakhir. Jujur saja, Mew lebih memilih Gulf mengatainya atau berteriak padanya dari pada diam penuh kecanggungan seperti ini.

SUNWhere stories live. Discover now