CHAPTER 18 : My Protector

2.1K 189 526
                                    

CHAPTER 18 : My Protector

Reaksi tubuh Michelle terlalu berlebihan hanya karena mendengar suara ketukan pada pintu rumahnya. Dia berjalan menuju meja rias, merapikan sedikit rambutnya pada cermin sebelum keluar untuk membukakan pintu.

Marvel berdiri dengan satu tangan bertumpu pada dinding di sebelahnya. Mengenakan kemeja yang lengannya terlipat hingga siku. Pria itu tersenyum, jenis senyum selamat datang yang seharusnya Michelle berikan lebih dulu.

"Aku senang membaca emailmu semalam." Katanya membicarakan prihal email yang Michelle kirim setelah kepergian Marvel semalam.

Seharusnya Michelle tidak perlu melakukan ini. Dia bahkan bisa mengucapkan terimakasih melalui email tetapi nyatanya dia meminta Marvel datang.

"Jadi ada apa? Kau sedang butuh bantuan?"

Selanjutnya gonggongan lembut Chessie terdengar. Anjing itu dalam waktu singkat sudah berada dalam gendongan Marvel. Bahkan dibanding menghabiskan makanan yang sudah Michelle siapkan, Chessie lebih memilih menghampiri Marvel ketika menyium aroma pekat dari parfum pria itu.

"Masuklah lebih dulu." Michelle membuka pintunya lebih lebar memberi ijin, berbeda dengan sikapnya yang tidak sopan semalam. "Kau ingin minum apa?"

"Jangan repot-repot. Duduklah."

Dia mendudukan diri di sebelah Marvel. Tidak terlalu dekat namun Michelle merasakan gugup luar biasa. Marvel tampak sedang menunggunya dan Michelle terlalu kelu untuk mengucapkan terimakasih secara langsung. Dia berdeham pelan, menetralkan tenggorakannya.

"Apa aku sudah mengganggu waktumu?"

"Tidak sama sekali. Aku sengaja mengambil cuti ke Berlin untuk berlibur." Marvel meletakan tangannya di atas lutut Michelle ketika Chessie sudah melompat turun dan bulu-bulunya menggelitiki kaki Michelle. "Ada sesuatu yang bisa aku lakukan untukmu?"

"Sebenarnya aku memintamu datang bukan karena membutuhkan sesuatu." Michelle melirik tangan Marvel pada lututnya. Seakan mengerti jika hal itu membuat Michelle tidak nyaman, Marvel pun menariknya dan menyimpan di dalam saku celana. "Aku ingin berterimakasih soal semalam."

"Hanya untuk itu?"

"Ya, itu sangat berarti untukku. Jika kau tidak berkata bahwa apa yang aku perbuat adalah sebuah kebenaran mungkin semalam aku tidak akan bisa tidur karena dihantui rasa bersalah."

"Sama-sama."

Senyum Marvel terlihat sangat tulus. Michelle tidak tahu harus membahas apa lagi sekarang. Sepertinya dia menyesal mengundang Marvel datang sepagi ini.

Marvel menggeser posisi duduknya, lebih dekat dengan Michelle. Hal itu membuat Michelle mencengkram lututnya sendiri. Bagaimana cara Marvel menundukan wajah untuk dapat menatap matanya adalah hal yang paling mendebarkan.

"Michelle," Tak bisa dipungkiri, dia rindu momen kebersamaannya dengan Marvel seperti ini. "Mau kah kau ikut denganku hari ini?"

"K-kemana?"

"Kau terlalu baik untuk dunia yang kejam ini. Jadi aku rasa, aku perlu mengajarimu cara untuk melindungi diri. Kau masih menyimpan CZ 75 pemberianku 'kan?"

"Tentu saja. Semalam kau berhasil mengambilnya dari pihak kepolisian." Michelle bangkit dari duduknya. Salah satu cara untuk menghindari tatapan Marvel. Dia menarik laci mejanya untuk mengambil pistol tersebut. "Jadi kau ingin mengajariku cara menembak?"

Marvel bangkit menghampirnya dan mengangguk. "Kau mau?"

"Mau!" Serunya. Tampak riang dan dia sadar itu berlebihan sehingga Marvel terkekeh.

Sweet Of BlacknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang