-3-

1K 180 19
                                    

"Rosiiiii!"

Rosi berdecak kesal, "Lis, isoh meneng opo ora?!" (Lis, bisa diem nggak?!) Sentak Rosi kearah Lisa. Sedangkan Lisa cuman cengengesan sambil menyerahkan ponsel Rosi yang berdering tadi.

Kalo temannya itu sudah menggunakan logat Jawa itu berarti Rosi lagi emosi atau nggak mau diganggu.

"Mama nelpon tuh." Kata Lisa. Rosi melirik dengan malas pada layar ponsel yang menampilkan nama mamanya itu.

Gimana ya bukannya gak mau jawab tapi kalo dijawab pasti nanyain 'Udah dapet mantu mama belum?'

"Angkat lah." Sooya yang merasa terganggu oleh dering ponsel yang nyaring itu mendorong Rosi menyuruhnya untuk mengangkat telepon.

"Iya iya!"

Rosi pun berjalan keluar sambil mengangkat telepon.

"Assalamualaikum, Ma. Kenapa?"

"Wallaikumsallam, cah ayu ini Papa."

"Papa?!" Rosi begitu antusias sekali saat mendengar suara papanya. Soalnya sudah seminggu ini dia tidak bisa menghubungi nomor papanya mau nanya ke mamanya tapi kelupaan terus.

"Papa kok Navi telfon gak diangkat." Kesal Rosi. Sedangkan papanya diseberang telfon sana cuman cengengesan.

"Ya gimana ya, soalnya hp nya Papa waktu itu kecemplung ning selokan ameh tuku meneh durung ono bondone." (Jatuh ke selokan mau beli lagi belum ada uang)

"Ihh Papa kan kaya masa gak bisa beli lagi."

"Pinter banget anak papa. Tapi sayang nak uangnya hehe. Mau ngumpulin uang lebih banyak dulu."

Rosi berdecak, "Sak karepe sampean mawon." (Terserah Papa aja)

"Navier disana sehat nak?"

"Alhamdulillah sehat pa. Papa sama mama gimana terus Inyong jaga papa sama mama nggak?"

"Alhamdulillah Papa sama Mama sehat, adek kamu Jiyon juga sehat. Mama kamu nih kepikiran mantu, masa katanya tadi pagi dia cerita kalo kamu pulang bawa dua mantu katanya." Rosi terkekeh sebegitu pengennya yah Mamanya pengen Rosi cepet nikah.

"Bilangin ke Mama tunggu dulu ya, Pa. Sama papa juga sabar ya, Navi lagi nyari kriteria yang papa cari. Sholeh hafal Al-Qur'an sama bisa menjadi imam yang baik buat Navi." Papanya diseberang telfon tersenyum bangga yang jelas Rosi tak bisa melihatnya.

"Pinter banget anak papa. Intinya kamu nggak usah terlalu terburu-buru ya nak takutnya malah nggak baik nanti ditunggu aja, terus soal Mama nanti Papa bakal ngomong ke mama kok."

"Iya Pa, yaudah Navi tutup dulu ya pa mau ngerjain tugas. Nanti sore Navi vidcoll ya. Assalamualaikum."

"Walaikumsallam. Iya nak." Rosi mematikan telfonnya secara sepihak lalu dia menghela nafas.

"Kasian Mama. Tapi gimana sampe sekarang gue belum bisa dapet calon imam yang tepat."

••••

Selepas kepergian dua teman laknatnya alias Lisa sama Sooya, Rosi jadi bingung mau ngapain kalau ada mereka adanya cuman kesel terus bikin kos nya berantakan kalo nggak ada jadi bosen banget gitu. Serba salah emang.

Srengg.

Rosi membuka matanya saat mendengar seseorang sedang menggoreng sesuatu. Ahh perutnya jadi laper padahal kan tadi dia udah go-food bertiga tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 02, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐓𝐞𝐨 𝐎𝐫 𝐓𝐢𝐨Where stories live. Discover now