🦋01

44 31 59
                                    

SELAMAT MEMBACA.

*maaf kalau ada typo

"die die die" bisiknya pada seseorang yg duduk terkulai lemas di atas kursi. Bekas luka sayatan di lengan dan wajahnya, darah terus mengalir membuat orang itu melemah sekian lama.

"Lo mau yg bagian mana dulu?" Memutar pisaunya ke arah leher "Yg ini? Atau.." Mengalihkan pisau itu ke arah tepat di dada sebelah kanan.

"Pilih yg mana?"

Raja tersenyum miring melihat wajah lelaki tua di hadapannya ini. Setelah sekian lama ia mencari ternyata tikus ini ketemu juga. Persetan dengan dosa ia sudah muak, ia ingin membalas apa yg telah di lakukan tikus ini kepada mamahnya.

"Lihat brader kasian sekali wajahnya" Tawa Arjun terdengar nyaring.

"Ini nih yg gue suka. Yuk Ja mulai aja," Ucap Edgar mengintrupsi.

Sebut saja mereka bertiga gila. Kalau di sebut psycho sih bukan, karena memberantas tikus juga tidak asal pilih. Perlu mengecek dulu. Membunuh, berkelahi itu sisi gelap mereka bertiga.

"Kenapa Lo cuma diem? Ngomong bangsat!" Teriak Raja sambil menendang kursi yg di duduki lelaki tua bernama Burhan itu.

"Kemana aja Lo selama ini setelah bunuh nyokap gue?!" Burhan hanya diam saja ingin menjawab pun ia sudah tidak berdaya.

"Oh gue tau gimana caranya agar lo berteriak nikmat Pak Burhan," Raja mengukir sebuah gambar di dada Burhan.

"Enaknya gambar apa guys?" Tanya nya pada Arjun dan Edgar.

"Em apa ya? Gambar gunung aja Ja"

"Terlalu gampang, goblok!" Umpat Arjun. Yakali menggambar gunung mana berasa tajamnya pisau.

"Serah Lo yg penting rumit dan lama"

"Lumayan kan mengasah pisau" Timpal Edgar.

"Bantuin njing! Yakali gue sendiri"

Arjun dan Edgar menyengir. Ya pasti dengan senang hati mereka menerima.

"Boombayah aye aye" Arjun menggeplak kepala Edgar kasar "Lo fikir ini konser blackpink hah?!"

Edgar membalas dengan mencekik leher Arjun.

"Lo berdua mau mati sekarang? Pilih yg mana?golok ,gergaji atau-.."

Keduanya auto kicep.

"Gue suruh kalian berdua bantuin nglukis. Bukannya adu joni"

"Lo fikir kita coli?" Ingin sekali Arjun menampar mulut Edgar. Tapi ia masih sayang nyawa.

"Lo banyak bacot Gar, mending nglukis noh!"

"Gini aja, kita nglukis sesuai kemauan lo masing masing." Keduanya mengangguk.

Mereka mulai menggambar dengan lihai. Membuat lelaki tua itu berteriak.

"Argh!" Teriaknya "Ja-jangan" ucap Burhan lirih.

Mereka bertiga malah tertawa, ternyata asik menggambar di dada bidang lelaki tua ini.

"Nah gitu dong daritadi pak pak" Ucap edgar sambil menuliskan namanya di dada Burhan.

"Lebih nikmat ini kan di banding ena ena pak?"

Raja menggambar sebuah elang, ia sengaja agar lelaki ini kesakitan.

"Jangan lupa foto. Buat kenang kenangan" Ucap Raja yg masih fokus menggambar bagian sayap elang.

Arjuna dan Edgar mengangguk.

RAJA : i love you!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang